REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan serangan pesawat tak berawak AS yang menargetkan seorang tersangka bom bunuh diri di Kabul, telah mengakibatkan korban sipil. Kelompok itu mengutuk Amerika karena gagal memberi tahu Taliban sebelum melakukan serangan itu.
Menurutnya, tujuh orang tewas dalam serangan pesawat tak berawak. Ia menyebutkan tindakan AS di tanah asing ini sebagai pelanggaran hukum.
“Jika ada potensi ancaman di Afghanistan, itu harus dilaporkan kepada kami, bukan serangan sewenang-wenang yang mengakibatkan korban sipil,” kata Mujahid dalam tanggapan tertulis kepada CGTN dilansir dari Alarabiya English, Senin (30/8).
Pejabat Pentagon mengatakan pelaku bom bunuh diri telah merencanakan untuk menyerang bandara di Kabul, di mana pasukan AS berada dalam tahap akhir penarikan dari Afghanistan. Tersangka ini mengklaim sebagai ISIS yang merupakan musuh kedua negara, Barat dan Taliban.
Komando Pusat AS mengatakan sedang menyelidiki laporan korban sipil dari serangan pesawat tak berawak Ahad lalu. "Kami tahu bahwa ada ledakan besar dan kuat berikutnya yang dihasilkan dari penghancuran kendaraan menunjukkan sejumlah besar bahan peledak di dalamnya yang mungkin menyebabkan korban tambahan," katanya.
Mujahid telah mengeluarkan kecaman serupa atas serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan dua militan ISIS di provinsi Timur Nangarhar. Dia mengatakan dua wanita dan seorang anak terluka dalam serangan itu.
Baru-baru ini juga terjadi serangan bom bunuh diri yang diklaim dilakukan ISIS pada Jumat (27/8). Kejadian ini menewaskan puluhan warga sipil dan 13 tentara AS di luar gerbang bandara Kabul.