Selasa 31 Aug 2021 08:30 WIB

Uni Eropa Hapus AS dari Daftar Negara yang Aman dari Covid

AS dan lima negara lain telah dikeluarkan dari daftar perjalanan yang aman dari Covid

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Presiden AS Joe Biden (kanan) disambut oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri) menjelang KTT Uni Eropa-AS di Dewan Eropa di Brussels, Belgia, 15 Juni 2021.
Foto: EPA-EFE/OLIVIER HOSLET
Presiden AS Joe Biden (kanan) disambut oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri) menjelang KTT Uni Eropa-AS di Dewan Eropa di Brussels, Belgia, 15 Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Pemerintah Uni Eropa pada Senin (30/8) sepakat untuk menghapus Amerika Serikat (AS) dan lima negara lain dari daftar perjalanan yang aman dari Covid-19. Dengan penghapusan ini berarti para pengunjung dari negara tersebut akan menghadapi kontrol yang lebih ketat seperti tes dan karantina.

Kosovo, Israel, Montenegro, Lebanon, dan Makedonia Utara juga telah dikeluarkan dari daftar perjalanan yang aman dari Covid-19. Daftar tersebut bertujuan untuk menyatukan aturan perjalanan di seluruh blok Uni Eropa.

Baca Juga

Eropa memiliki 64 juta kasus yang dikonfirmasi dan 1,3 juta kematian akibat Covid-19. Sebanyak 33 negara di Eropa melaporkan peningkatan lebih dari 10 persen kasus selama 14 hari.

Kepala WHO untuk wilayah Eropa, Hans Kluge, mengatakan negara-negara Uni Eropa harus tetap berkomitmen dalam menjaga perlindungan dari virus corona secara berlapis. Lapisan itu termasuk vaksinasi dan pemakaian masker.

"Vaksin adalah jalan menuju pembukaan kembali masyarakat dan menstabilkan ekonomi. Meskipun demikian, kami tetap ditantang oleh produksi yang tidak mencukupi, akses yang tidak memadai, dan penerimaan vaksin yang tidak mencukupi," kata Kluge dilansir Anadolu Agency, Selasa (31/8).

Kluge menerangkan hampir 850 juta dosis vaksinasi telah diberikan dalam delapan bulan. Hampir setengah dari penduduk kawasan Eropa telah divaksinasi penuh.

Kluge mengatakan dalam enam pekan terakhir penyerapan vaksinasi di wilayah Eropa telah melambat. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya akses vaksin di beberapa negara, dan kurangnya penerimaan vaksin di negara lain.

"Meskipun hampir tiga dari empat tenaga kesehatan di wilayah kita telah mendapatkan dosis lengkap vaksin Covid-19, masih ada negara yang hanya berhasil memvaksinasi satu dari sepuluh tenaga kesehatan," ujar Kluge.

Menurutnya kemungkinan ada 200 ribu kematian akibat Covid-19 di kawasan Eropa pada Desember mendatang. Kluge mengatakan beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan kasus yaitu menyebarnya varian Delta yang lebih menular. Saat ini, varian Delta telah menyebar di 50 negara di Wilayah Eropa yang membentang dari Greenland di barat laut hingga ujung Timur Rusia.

"Kami melihat peningkatan tajam dalam kasus di Balkan, Kaukasus, dan Republik Asia Tengah," kata Kluge.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement