Selasa 31 Aug 2021 12:46 WIB

AS Tinggalkan Afghanistan, Taliban Bersorak

Pejuang Taliban menyaksikan pesawat terakhir AS terbang di atas langit Afghanistan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Seorang pria Afghanistan memegang bendera Taliban di Kabul, Afghanistan, Rabu (25/8). Taliban merebut kembali kendali atas Afghanistan hampir 20 tahun setelah mereka digulingkan dalam invasi pimpinan AS menyusul serangan 9/11.
Foto: AP
Seorang pria Afghanistan memegang bendera Taliban di Kabul, Afghanistan, Rabu (25/8). Taliban merebut kembali kendali atas Afghanistan hampir 20 tahun setelah mereka digulingkan dalam invasi pimpinan AS menyusul serangan 9/11.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pejuang Taliban menyaksikan pesawat terakhir Amerika Serikat (AS) terbang di atas langit Afghanistan sekitar Senin (30/8) tengah malam. Para militan Taliban kemudian menembakkan senjata ke udara untuk merayakan kemenangan setelah pasukan asing menginvasi Afghanistan selama 20 tahun.

"Lima pesawat terakhir telah pergi, ini sudah berakhir. Saya tidak bisa mengungkapkan kebahagiaan saya dengan kata-kata. Pengorbanan kami selama 20 tahun berhasil," kata Hemad Sherzad, seorang pejuang Taliban yang ditempatkan di bandara internasional Kabul.  

Baca Juga

Kepergian pasukan terkakhir AS mengakhiri perang 20 tahun di Afghanistan dan Taliban kembali berkuasa. Banyak warga Afghanistan takut dengan pemerintahan Taliban. Mereka khawatir kebebasan dan hak-hak yang telah didapatkan dengan susah payah akan kembali terenggut. Namun Taliban berjanji untuk memulihkan perdamaian dan keamanan.

"Tentara Amerika meninggalkan bandara Kabul dan negara kami mendapatkan kemerdekaan penuh," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, Selasa (31/8).

Komandan Komando Pusat AS, Frank McKenzie, mengatakan Taliban sangat membantu dalam pengangkutan udara. Namun mereka akan mengalami kesulitan mengamankan Kabul dalam beberapa hari mendatang karena ancaman ISIS.

Baca juga : Taliban Merayakan Keluarnya Pasukan AS dari Afghanistan

Menurutnya Taliban telah membebaskan pejuang ISIS dari penjara dan meningkatkan barisan mereka menjadi sekitar 2.000 orang. “Sekarang mereka akan dapat menuai apa yang mereka tabur,” kata McKenzie.

Taliban menghadapi tantangan yang jauh lebih berat karena mereka memerintah salah satu negara termiskin. Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah serangan oleh ISIS-Khorasan (ISIS-K) yang berafiliasi dengan ISIS menunjukkan tantangan keamanan yang dihadapi Taliban.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement