REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan berencana untuk memberikan suntikan booster vaksin Covid-19 mulai Oktober. Suntikan booster atau dosis ketiga vaksin Covid-19 diberikan di tengah lonjakan kasus dan kekhawatiran bahwa perlindungan vaksin semakin menurun seiring berjalannya waktu.
Dosis booster diutamakan diberikan kepada mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau dianggap berisiko tinggi. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea mengatakan, vaksin booster selanjutnya akan diberikan kepada warga yang telah mendapatkan vaksin kedua. Vaksin booster diberikan enam bulan setelah vaksin kedua.
"Kami akan mulai dengan suntikan booster untuk kelompok berisiko tinggi seperti lansia, dan tenaga medis. Secara bertahap inokulasi diperluas sejalan dengan rekomendasi ahli dan keputusan oleh otoritas kesehatan," kata Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Bukti menunjukkan bahwa perlindungan vaksin Covid-19 mulai menurun setelah enam bulan atau lebih, terutama pada lansia dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya. Pada Juni, Korea Selatan berencana mengamankan lebih banyak vaksin mRNA, untuk dosis booster pada tahun depan. Lebih dari 106 juta dosis yang telah disepakati dari Pfizer-BioNTech dan Moderna. Vaksin booster tersebut akan diberikan untuk seluruh populasi Korea Selatan.
Korea Selatan telah berjuang untuk mengendalikan kasus harian Covid-19. Negara tersebut memerangi gelombang infeksi terburuk sejak awal Juli.
Pada Senin (30/8), Korea Selatan mencatat 1.372 kasus baru, sehingga total kasus menjadi 251.421 dengan 2.285 kematian. Korea Selatan menargetkan 70 persen populasi telah menerima dua dosis vaksin Covid-19 pada Oktober. Pada kuartal keempat, Korea Selatan menargetkan 80 persen dari populasi telah menerima dua dosis vaksin, dengan memperluas cakupan vaksinasi bagi ibu hamil dan anak usia 12 tahun hingga 17 tahun.