REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Media Jepang melaporkan sekutu Perdana Menteri Yoshihide Suga di partai berkuasa akan diganti pada reshuffle yang dilakukan menjelang pemilihan umum Oktober mendatang. Media melaporkan Sekretaris Jenderal Liberal Democratic Party (LDP) Toshihiro Nikai mengaku mengundurkan diri dalam pertemuan dengan Suga Senin (30/8) kemarin.
Perdana Menteri tampaknya ingin memperkuat dukungan padanya dengan mengganti pejabat yang tidak populer. Selasa (31/8) surat kabar Jepang, Nikkei, melaporkan reshuffle eksekutif partai dapat dilakukan sebelum pemilihan ketua LDP pada 29 September mendatang. Pemenangnya dipastikan akan menjadi perdana menteri sebab LDP memegang suara mayoritas di majelis rendah.
Ketua LDP juga akan memimpin partai itu melalui pemilihan umum. Pemerintah Jepang mempertimbangkan untuk menggelar pemilihan umum pada 17 Oktober mendatang.
Di satu sisi, siapa pun yang akan memimpin partai selama pemilihan umum akan menghadapi perebutan suara yang berat. Pasalnya dukungan terhadap Suga berada di titik terendahnya sebab ia dinilai gagal menyelenggarakan Olimpiade di tengah pandemi.
Selain itu, Negeri Sakura juga tengah menghadapi gelombang baru wabah virus corona. Pemerintah mendeklarasikan masa darurat di sebagian besar provinsi sementara program vaksinasi berjalan lambat.
Pengamat mengatakan banyak anggota parlemen yang masih muda menyuarakan keresahan mereka tentang besarnya kekuasaan yang dipegang Nikai. Politisi berusia 82 tahun itu menduduki jabatan penting di LDP selama lima tahun terakhir sehingga ia memiliki kendali pada dana kampanye.
Pekan lalu saingan Suga dalam perebutan kursi ketua partai, mantan luar negeri Fumio Kishida, memicu kemarahan pejabat-pejabat tinggi partai. Ia mengusulkan agar masa jabatan eksekutif partai dibatasi untuk mempromosikan anggota parlemen muda dan level menengah menduduki jabatan penting.