REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuka pusat data global di Berlin, Jerman untuk menganalisis informasi tentang ancaman pandemi di masa mendatang. Kehadirannya diharapkan dapat menutup celah yang terekspose Covid-19.
The WHO Hub for Pandemic and Epidemic Intelligence diresmikan langsung oleh Kanselir Jerman Angela Merkel dan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (1/9). Ghebreyesus mengatakan, pandemi Covid-19 adalah krisis yang menentukan pada masa sekarang. Kemunculannya telah memberi banyak pelajaran menyakitkan kepada dunia.
“Salah satu yang paling jelas adalah perlunya sistem dan alat baru yang kuat untuk pengawasan global guna mengumpulkan, menganalisis, dan menyebarkan data tentang wabah,” ujar Ghebreyesus.
Dia mengatakan, virus bergerak cepat. “Tapi data dapat bergerak lebih cepat. Dengan informasi yang tepat, negara serta komunitas bisa tetap terdepan dalam menghadapi risiko yang muncul dan menyelamatkan nyawa,” ucapnya.
Pusat data, yang telah menerima dana awal dari Jerman, akan mempertemukan para ahli dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu di Berlin. Mereka diharapkan bisa menganalisis data dengan cepat guna memprediksi, mencegah, mendeteksi, mempersiapkan, dan merespons risiko di seluruh dunia.
Baca juga : Kemenkes: Testing Rate Naik Hampir 3 Kali Standar WHO
“Terlepas dari investasi puluhan tahun, Covid-19 telah mengungkapkan kesenjangan besar yang ada dalam kemampuan dunia untuk memperkirakan, mendeteksi, menilai, serta menanggapi wabah yang mengancam orang di seluruh dunia,” kata Kepala Program Darurat Kesehatan WHO Michael Ryan.
Sementara itu, Angela Merkel berharap hub baru tersebut akan membantu dunia menjadi lebih siap menghadapi epidemi dan pandemi di masa mendatang. “Pandemi telah menunjukkan seberapa banyak yang dapat kita capai jika kita benar-benar bergabung. Para ahli di seluruh dunia telah meningkatkan pengetahuan mereka dengan kecepatan yang sangat mengesankan dan juga telah membagikannya lagi dan lagi,” ucapnya.