REPUBLIKA.CO.ID, VLADIVOSTOK -- Kremlin mengatakan bantuan Amerika Serikat (AS) ke Ukraina membuat perilaku Kiev tak prediksi dan berbahaya dalam konflik di Eropa timur. Moskow juga menyesali persahabatan AS-Ukraina dimotivasi perlawanan pada Rusia.
Rabu (1/9) kemarin Presiden AS Joe Biden memberitahu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy bahwa Washington 'berkomitmen teguh' pada integritas wilayah Ukraina. Ia juga menawarkan bantuan keamanan baru senilai 60 juta dolar AS.
Sejak 2014 lalu pasukan Ukraina bertempur dengan pasukan yang didukung Rusia di wilayah Donbass. Kiev mengatakan pertempuran itu telah menewaskan 14 ribu orang. Pada wartawan di Vladivostok ujung timur Rusia, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengungkapkan kekhawatiran mengenai rencana bantuan militer AS itu.
"Kami yakin hal itu dapat berpotensi menyebabkan aksi dari pihak Ukraina dalam upaya menyelesaikan konflik Ukraina dengan kekuatan tidak dapat diprediksi, ini sangat berbahaya," kata Peskov, Kamis (2/9).
"Sederhananya, kami berbicara tentang persahabatan Ukraina-Amerika untuk melawan Rusia. Artinya mereka berteman bukan untuk diri mereka sendiri tapi untuk melawan Rusia. Hal ini hanya akan menyebabkan penyesalan," tambahnya.
Ia kembali menyuarakan keberatan Moskow dalam keinginan Ukraina bergabung dalam aliansi pertahanan NATO. Peskov mencatat pernyataan Zelenskiy dalam kunjungannya ke Washington.
Zelenskiy mengatakan Ukraina akan melakukan semua yang diperlukan untuk meraih rencana keanggotaan NATO. Bagi Kiev hal itu sangat penting dalam mencegah serangan Rusia. NATO yakin Ukraina perlu mengadopsi sejumlah reformasi politik sebelum menjadi anggota aliansi tersebut.
Pada awal tahun ini Rusia menumpuk puluhan ribu pasukan mereka di dekat perbatasan Ukraina. Langkah tersebut membuat Kiev dan negara-negara Barat siaga. Namun Moskow akhirnya menarik mundur kembali pasukan itu.