REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Ribuan orang memadati bank-bank yang ada di Kabul, Afghanistan pada Kamis (2/9) untuk menarik sejumlah uang karena bank membatasi penarikan tunai. Antrean panjang terlihat di depan bank-bank saat Taliban berjaga.
Beberapa dari mereka mengenakan seragam tentara dan yang lainnya mengenakan pakaian lokal. Semuanya menggunakan handy talkie (HT) untuk berkomunikasi jarak jauh.
Setelah Taliban menguasai Kabul pada 15 Agustus lalu, bank-bank ditutup selama lebih dari sepekan. Ketika bank dibuka kembali, mereka membatasi penarikan tunai hingga 20 ribu Afghani atau 200 dolar Amerika per hari.
Cabang-cabang bank ramai karena kota ini hanya memiliki beberapa ATM yang berfungsi. Setelah jatuhnya pemerintahan Ashraf Ghani, banyak harga produk yang naik.
Ketidakpastian ekonomi
Manajer Umum Cabang Utama Naway Kabul Bank, Amir Hamza Bawar, mengatakan, sejak Taliban menguasai Afghanistan, ada rumor menyebar bahwa uang tidak lagi aman di bank. Menurut dia, keterlambatan pembentukan pemerintahan dan ketidakpastian kebijakan ekonomi ke depan menyebabkan kekacauan saat ini.
Bank-bank memulai kembali operasinya hanya beberapa hari yang lalu ketika kehidupan bergerak menuju normal. Orang-orang sangat membutuhkan uang untuk menjalankan bisnis sehari-hari dan membeli kebutuhan pokok.
Baca juga : Masjid Istiqlal, Juru Bicara Islam Moderat
“Orang-orang menarik uang daripada menyimpannya. Itulah sebabnya bank telah menetapkan batasan penarikan tunai,” kata Bawar, dilansir Anadolu Agency, Jumat (3/9).
Dia menjelaskan cabang bank utama telah menangani sekitar 3.000 pelanggan sehari. Ini bukan tugas yang mudah bagi staf. Meski begitu, dia optimis situasi perbankan akan segera kembali normal.
Pengusaha, Ajmal Rahimi, mengatakan pembatasan penarikan tunai diberlakukan untuk mencegah pelarian modal dari negara tersebut. “Orang-orang di negara ini juga khawatir dengan kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok dan mereka membutuhkan lebih banyak uang untuk menghidupi keluarga mereka,” ujar dia.
Warga Kabul lain, Hussain Ahmad, menyebut keterbatasan itu membuatnya banyak kesulitan karena beberapa anggota keluarganya sakit dan dia membutuhkan lebih banyak uang. Sementara Mahasiswa, Emin Juyar, mengaku sudah mengantre di berbagai cabang bank selama dua pekan terakhir. “Kami ingin menarik uang untuk menghidupi diri kami sendiri. Sayangnya, beberapa cabang tutup dan yang buka cukup ramai,” ucap dia.