Jumat 03 Sep 2021 13:40 WIB

Italia Ingin G20 Segera Bahas Isu Afghanistan

Belum ada negara yang memiliki strategi jelas terkait dengan Afghanistan.

Tentara AS berjalan melewati deretan tenda dan seorang pengungsi muda Afghanistan, di Pangkalan Udara Ramstein, di Ramstein-Miesenbach, Jerman, Senin, 30 Agustus 2021.
Foto: AP/Uwe Anspach/dpa
Tentara AS berjalan melewati deretan tenda dan seorang pengungsi muda Afghanistan, di Pangkalan Udara Ramstein, di Ramstein-Miesenbach, Jerman, Senin, 30 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Italia masih berharap untuk menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) kelompok 20 negara ekonomi utama (G20) khusus untuk membahas situasi Afghanistan.  Italia ingin KTT G20 itu diadakan meskipun belum ada negara yang menyusun strategi menghadapi Taliban. Demikian disampaikan Perdana Menteri Mario Draghi, Kamis (2/9).

Italia, yang memegang kursi kepresidenan G20 bergilir untuk tahun ini, sebelumnya telah mengisyaratkan akan mengadakan pertemuan G20 sekali pada pertengahan September.

Baca Juga

Draghi mengatakan dia membahas krisis di Afghanistan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis malam dan dengan Presiden China Xi Jinping pada pekan depan. Namun, setiap pertemuan G20 tidak akan diadakan sebelum sidang PBB bulan ini yang berakhir pada 30 September.

"Tidak ada negara yang bisa mengklaim memiliki strategi yang jelas pada tahap ini ... tidak ada yang memiliki peta jalan," ujar Draghi dalam konferensi pers.

Mantan kepala Bank Sentral Eropa itu mengatakan negara-negara Uni Eropa harus melakukan upaya yang lebih baik dalam menghadapi masalah migrasi. Dia mengkritik negara-negara anggota yang menolak untuk menerima lebih banyak pengungsi Afghanistan."Uni Eropa...masih tidak mampu menangani krisis seperti itu...beberapa negara sudah mengatakan mereka tidak menginginkan warga Afghanistan. Bagaimana Anda bisa melakukannya?" kata Draghi.

Austria, tempat lebih dari 40 ribu warga Afghanistan mengungsi, telah menegaskan tidak akan menerima pengungsi lagi.Sementara Hongaria, yang bersikap keras terhadap imigrasi, telah menolak rencana untuk mengakomodasi sejumlah besar pengungsi Afghanistan.

sumber : Reuters/antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement