REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Delegasi Pakistan yang dipimpin oleh Kepala Inter Services Intelligence (ISI), Faiz Hameed mendarat di Kabul pada Sabtu (3/9). Pakistan Geo News melaporkan, delegasi tersebut akan bertemu dengan para pemimpin senior Taliban untuk membahas perkembangan terakhir di Afghanistan dan hubungan masa depan antara kedua negara.
Kunjungan itu bertepatan dengan upaya Taliban untuk menempatkan struktur pemerintahan di Kabul, setelah penarikan pasukan AS dan NATO pada 31 Agustus lalu. Seorang pejabat intelijen senior yang tidak ingin disebutkan namanya membenarkan kunjungan tersebut. Dia mengatakan, delegasi intelijen Pakistan akan membicarakan beberapa masalah dengan Taliban.
"Delegasi itu akan mengangkat beberapa masalah yang sudah lama tertunda, terutama pengelolaan perbatasan dan TTP (Tehreek-e-Taliban Pakistan) di Afghanistan," ujar pejabat senior intelijen tersebut, dilansir Anadolu Agency, Ahad (5/9).
Juru bicara Suhail Shaheen mengatakan, sebelumnya Taliban telah melakukan pertemuan dengan Pakistan di Qatar. Pertemuan itu dilakukan oleh Wakil Direktur Urusan Politik Taliban Sher Mohammad Abbas Stanikzai, dengan Duta Besar Pakistan untuk Qatar Syed Ahsan Raza Shah.
“Kedua belah pihak membahas situasi Afghanistan saat ini, bantuan kemanusiaan, hubungan bilateral berdasarkan kepentingan bersama dan rasa hormat, rekonstruksi Afghanistan dan masalah yang terkait dengan memfasilitasi gerakan rakyat di Torkham dan Spin Boldak,” kata Shaheen.
Pakistan menutup penyeberangan perbatasan Torkham bagi warga negara Afghanistan. Mereka hanya mengizinkan warga Afghanistan yang ingin kembali ke negara mereka.
Penyeberangan perbatasan Spin Boldak-Chaman dibuka untuk pergerakan lintas batas dengan dokumen perjalanan yang sah. Namun pada Kamis (2/9) Pakistan menutup perbatasan dengan alasan ancaman keamanan.
Pakistan merupakan pihak yang mengatur pertemuan serta pembicaraan langsung antara Washington dan Taliban pada Desember 2018. Pembicaraan tersebut mengarah pada kesepakatan damai Doha pada Februari 2020. Salah satu kesepakatan tersebut yaitu penarikan pasukan asing dari tanah Afghanistan.
Islamabad juga telah memfasilitasi pembicaraan langsung putaran pertama antara pemerintah Afghanistan dan Taliban di Pakistan pada Juli 2015. Proses tersebut terhenti setelah muncul berita kematian pemimpin Taliban Mullah Omar, dan memicu konflik internal kelompok tersebut.