Ahad 05 Sep 2021 06:56 WIB

Putin: Situasi di Afghanistan adalah Bencana Kemanusiaan

Presiden Rusia menentang upaya AS untuk mendominasi dunia

Red: Nur Aini
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (3/9) menyebut situasi di Afghanistan sebagai
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (3/9) menyebut situasi di Afghanistan sebagai "bencana kemanusiaan".

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (3/9) menyebut situasi di Afghanistan sebagai "bencana kemanusiaan".

Berbicara pada sesi pleno Forum Ekonomi Timur di kota Vladivostok Rusia, Putin menyampaikan harapannya bahwa pengalaman di Afghanistan akan membuat Washington menahan diri dari upaya untuk "membudayakan" negara lain.

Baca Juga

“Memang ini malapetaka, ini kebenarannya. Ini bukan kata-kata saya, ini kata-kata analis Amerika sendiri,” tutur dia.

"Jika Anda melihat jumlah orang yang terlantar di Afghanistan, yang bekerja untuk kolektif Barat, untuk Amerika Serikat dan sekutunya, maka ini adalah bencana kemanusiaan," imbuh dia.

Putin mengatakan negara-negara Barat selalu berusaha memaksakan cara hidup mereka pada orang lain, pertama, melalui "menyebarkan agama Kristen," mengirim misionaris ke daerah-daerah terpencil, sekarang dengan "memaksa negara-negara menganut demokrasi."

"Demokrasi, jika ada yang membutuhkan, maka rakyat akan datang sendiri. Tidak perlu dengan cara kekerasan," ujar dia.

Dia juga menentang upaya AS untuk mendominasi dunia, dan mengatakan peran ini disediakan untuk PBB dan Dewan Keamanannya, dan struktur ini harus bertanggung jawab atas tatanan dunia.

Terkait pengakuan Taliban, Putin mengatakan semua perlu melihat apa yang ada di balik niat baik mereka. Tetapi dia percaya bahwa semakin cepat Taliban "memasuki keluarga negara-negara beradab", semakin mudah untuk menghubungi, berkomunikasi dengan gerakan tersebut, untuk mempengaruhi dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/putin-sebut-situasi-di-afghanistan-adalah-bencana-kemanusiaan/2355077
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement