REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengecam keras penahanan yang dilakukan Rusia terhadap pemimpin-pemimpin kelompok etnis Tatar Krimea. Akhir pekan kemarin, Moskow menahan wakil ketua badan perwakilan dan 45 anggota kelompok etnis tersebut.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Sabtu (4/9) lalu pihak berwenang daerah pendudukan Rusia di Krimea menahan wakil ketua dewan Mejlis Tatar Krimea Nariman Dzhelyalov. Empat puluh lima orang anggota kelompok etnis itu juga ditahan.
"Kami meminta pihak berwenang pendudukan Rusia untuk segera membebaskan mereka," kata Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan mereka, Senin (6/9).
"(Ini) bagian dari serangkaian penggerebekan, penahanan, dan hukuman bermotif politik yang dilakukan pihak berwenang pendudukan Rusia terhadap Majelis dan pemimpin-pemimpinnya," kata AS.
Kantor berita Rusia Interfax melaporkan 'sumber informasi' yang tak disebutkan namanya mengatakan Dzhelyalov dan empat warga Krimea lainnya ditahan atas keterkaitan dengan kerusakan pipa gas di desa Perevalnoye, di jalan raya dari Simferopol menuju Yalta.
Menteri Luar Negeri Ukraina Minster Dmytro mencicit Rusia telah 'meningkatkan teror di daerah pendudukan Krimea' dengan menahan lima orang termasuk Dzhelyalov. Sejak Rusia menganeksasi Krimea pada 2014 lalu, Washington telah menjadi pendukung terkuat Kiev. Ukraina mengatakan konflik bagian timur negara itu telah menewaskan 14 ribu orang.