REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban pada Senin (6/9) mengklaim kendali penuh atas Afghanistan setelah mengambil alih Lembah Panjshir, satu-satunya provinsi yang tidak direbut kelompok itu selama penyisirannya bulan lalu.
"Panjshir, tempat persembunyian terakhir musuh yang melarikan diri direbut, tidak ada korban sipil," kata juru bicara Zabiullah Mujahid pada konferensi pers, yang disiarkan langsung dari Ibu Kota Kabul.
Pasukan anti-Taliban di provinsi utara itu dipimpin oleh mantan Wakil Presiden Amrullah Saleh dan putra mendiang komandan mujahidin Ahmad Shah Massoud.
Sebelumnya, Mujahid menyatakan berakhirnya perlawanan di provinsi utara melalui Twitter, meyakinkan penduduk bahwa mereka akan tetap aman.
"Kami memberikan jaminan penuh kepada warga Panjshir yang terhormat bahwa mereka tidak akan didiskriminasi, mereka semua adalah saudara kita ...," ungkap dia.
Mujahid mengatakan Emirat Islam Afghanistan ingin bernegosiasi dengan kelompok perlawanan di Panjshir dan menyelesaikan masalah melalui dialog, tetapi negosiasi tidak membuahkan hasil dan mereka memutuskan untuk merebut lembah itu dengan paksa.
"Setiap pemberontakan akan dipukul keras," tambah dia.
Ditanya mengapa pembentukan pemerintah Afghanistan yang baru tertunda, Mujahid mengatakan itu terjadi karena Taliban ingin melakukan pekerjaan yang layak. Dia mengatakan pengaturan baru akan bersifat inklusif dan kemungkinan sementara.
“Biarkan pemerintah membentuk, dan kita nanti akan melihat apakah Konstitusi perlu diubah,” ujar juru bicara itu.
Dia mendesak semua warga Afghanistan untuk kembali ke rumah dan bergabung dengan rekonstruksi dan pembangunan kembali Afghanistan. Mengakui kekurangan pangan di Panjshir, dia mengatakan pasokan sedang dikirim ke lembah, sementara layanan telepon dan listrik juga akan dilanjutkan.
Mujahid tidak mengkonfirmasi keberadaan mantan wakil presiden itu dan mengatakan bahwa dia telah melarikan diri ke Tajikistan.
Juru bicara itu mengklaim telah menangkap hampir semua orang yang terlibat dalam tembakan perayaan, menegaskan bahwa Taiban tidak akan membiarkan insiden seperti itu terjadi. Mujahid berterima kasih kepada Turki dan Qatar atas dimulainya kembali sebagian layanan di bandara Kabul dan mengungkapkan bahwa mereka bekerja keras untuk membuka bandara sepenuhnya.
Dia mengatakan Taliban menginginkan hubungan baik dengan semua tetangga, termasuk China.
“Perdamaian dan stabilitas adalah prasyarat untuk investasi (di Afghanistan),” kata Mujahid dalam menanggapi pertanyaan tentang potensi investasi China di Afghanistan.
Dia meminta perempuan Afghanistan, yang memprotes hak-hak mereka baru-baru ini, untuk menghindari demonstrasi karena situasi keamanan yang sensitif.