Rabu 08 Sep 2021 11:09 WIB

Krisis Bahan Bakar Lebanon Picu Kelangkaan Air Minum

Krisis bahan bakar Lebanon membuat perusahaan mengurangi produksi air minum kemasan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Pengemudi mengantre di luar SPBU di tengah kekurangan bahan bakar di Beirut, Lebanon pada 28 Juni 2021.
Foto:

Harga bensin dan solar membuat perusahaan air minum dalam kemasan tidak dapat mengoperasikan truk dan pabrik pembotolan. Kementerian Perindustrian Lebanon baru-baru ini mengizinkan para pebisnis untuk mengimpor bahan bakar secara langsung, daripada melalui distributor berlisensi, untuk mengurangi kekurangan.

Meskipun membayar dalam mata uang asing yang keras merupakan pukulan finansial yang besar, bahan bakar impor bersubsidi telah hilang di pasar gelap atau ditimbun oleh pemasok untuk dijual dengan keuntungan yang lebih tinggi nanti. Geagea mengatakan Tannourine tidak menghasilkan keuntungan dan beroperasi dengan kerugian.

Kondisi kelangkaan air minum pun diperparah dengan infrastruktur air negara yang buruk. Air keran tidak cukup bersih untuk dikonsumsi, bahkan tidak menjangkau semua rumah tangga.

"Kami menyebutnya air domestik, bukan air minum. Rumah tangga yang tidak mendapatkan air negara bergantung pada truk air pribadi - tetapi harganya mahal sekarang," kata insinyur perencanaan dan infrastruktur senior habitat PBB, Elie Mansour.

Otoritas air Libanon kekurangan uang dan tidak dikelola dengan baik, berjuang untuk memperbaiki jaringan pipa yang retak dan berkarat serta menangani pasokan air secara memadai. Perawatan dan filter klorin semuanya diimpor, hampir tidak mungkin ketika kontrak negara menggunakan mata uang Lebanon yang hampir tidak berharga.

Mansour mengatakan air dapat terkontaminasi dalam perjalanannya ke rumah tangga. Sebagian besar bocor melalui pipa yang retak di jalan, sehingga semua proses itu membuat air tidak bisa diminum.

"Saya tidak tahu siapa pun yang minum air langsung dari keran. Entah mereka membeli filter untuk memasak atau menggunakan air kemasan," kata Mansour. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement