REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA -- Bulgaria akan menggelar pemilihan umum nasionalnya yang ketiga tahun ini setelah Partai Sosialis Bulgaria (BSP) gagal membentuk pemerintahan baru.
Mengembalikan mandat kepada Presiden Rumen Radev, Ketua Partai Sosialis Bulgaria (BSP) Korneliya Ninova mengatakan partainya tidak berhasil menghimpun dukungan dari partai politik lain di parlemen. BSP, yang menjalankan politik pro-Rusia di bawah pengaruh Partai Komunis yang berkuasa di negara itu selama 45 tahun hingga 1989, menempati urutan ketiga dalam pemilu Juli dengan 13,39 persen suara dan 36 kursi di parlemen.
Presiden mengatakan dia menghargai upaya BSP untuk membentuk pemerintahan.
"Sayangnya, negara kita sekali lagi perlu mengadakan pemilu sekali lagi," kata dia lagi.
Partai Citizens for European Development of Bulgaria (GERB) pimpinan Perdana Menteri Boyko Borisov dan partai There Is a People (ITN) pimpinan Slavi Trifonov, yang memiliki kelompok terbesar di parlemen, juga gagal membentuk pemerintahan. ITN muncul sebagai partai terbesar dari pemilihan parlemen 11 Juli, memperoleh 24,08 persen suara dan memenangkan 65 dari 240 kursi di legislatif.
Partai GERB Borisov, sementara itu, meraup 23,51 persen suara dan 63 kursi. Menurut konstitusi negara, Presiden Radev diharuskan membubarkan parlemen dan mengumumkan tanggal pemilihan umum yang baru melalui sebuah dekrit.