REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Belarusia mengatakan Rusia mengirim pesawat-pesawat tempur Sukhoi Su-30 ke barat Belarusia. Tujuannya untuk membentuk pusat latihan militer gabungan serta melakukan misi terbang dan patroli bersama di perbatasan kedua negara.
Pengumuman Kamis (9/9) ini disampaikan dua hari setelah Belarusia dan Rusia memulai latihan militer gabungan. Kegiatan tersebut membuat aliansi militer Eropa, NATO dan negara-negara Uni Eropa cemas.
Sejak Presiden Alexander Lukashenko menindak keras pengunjuk rasa anti-pemerintah tahun lalu. Hubungan Belarusia dengan negara-negara Barat merenggang. Ketegangan itu mendorong Belarusia kembali ke sekutu lama mereka Rusia untuk dukungan diplomatik dan ekonomi.
Lukashenko dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putih. Pada awal bulan ini, Lukashenko mengatakan Rusia akan segera mengirimkan perangkat keras militer besar ke Belarusia seperti pesawat, helikopter dan sistem pertahanan udara.
"(Pesawat-pesawat tempur Rusia) sudah tiba di pangkalan udara Baranovichi untuk membentuk pusat pelatihan militer bersama untuk pasukan angkatan udara dan pasukan pertahanan udara Belarusia dan Rusia," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya, Kamis (9/9).
Dalam pernyataan tersebut, Kementerian Pertahanan Belarusia tidak menyebutkan jumlah pesawat yang sudah tiba di Baranovichi. "Pesawat-pesawat itu akan melakukan tugas kombat bersama untuk melindungi perbatasan udara Rusia-Belarusia," kata Kementerian.
Pekan lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meminta Rusia untuk transparan dalam menggelar latihan gabungan Zapad-2021. Pada Senin (6/9) lalu, Polandia mengatakan latihan tersebut akan memicu ketegangan yang sudah tinggi akibat gelombang imigran yang masuk dari Belarusia ke Uni Eropa.
Rusia memandang Belarusia sebagai penyangga keamanan sebelah Barat dari NATO dan Uni Eropa. Rusia dan Belarusia membentuk kerja sama yang dinamakan Union State, di mana sudah ada pembicaraan untuk mengintegrasikan dua negara.