REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kepala Dewan Eropa Charles Michel membahas situasi yang berkembang di Afghanistan dan keduanya setuju untuk bekerja sama dalam stabilisasi regional.
Dalam percakapan telepon, Putin dan Michel menyampaikan kesiapan mereka untuk mencegah risiko penyebaran terorisme, ekstremisme, dan kejahatan narkoba, tambah pernyataan itu.
“Kedua belah pihak menekankan pentingnya menjaga perdamaian sipil di negara itu dan mencegah kekerasan, serta membangun dialog intra-Afghanistan yang nyata untuk memastikan integritas negara Afghanistan, serta mempertimbangkan kepentingan semua kelompok penduduk,” tutur pernyataan Kremlin.
Membahas penyelesaian masalah Ukraina, Putin dan Michel sepakat tentang perlunya mengimplementasi Perjanjian Minsk. Putin juga memberitahu Michel tentang langkah-langkah yang diambil untuk memenuhi perjanjian gencatan senjata trilateral antara Rusia, Azerbaijan, dan Armenia mengenai masalah Nagorno-Karabakh.
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow mengikuti perkembangan di Afghanistan dan saat ini tidak merencanakan hubungan dengan pemerintah sementara yang dibentuk oleh Taliban.
Taliban menguasai Afghanistan setelah menguasai Kabul pada 15 Agustus, memaksa presiden dan pejabat tinggi lainnya meninggalkan negara itu. Pada Selasa, Taliban mengumumkan pemerintah sementara, yang hanya mencakup anggota kelompok itu, mengklaim Kabinet saat ini bersifat sementara.