Ahad 12 Sep 2021 09:03 WIB

Ratusan Wanita Bercadar Lakukan Aksi Dukung Taliban

Sebuah video dari media Afghanistan menunjukkan aksi ini pada Sabtu (11/9).

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Mas Alamil Huda
 Pejuang Taliban mengawal wanita berbaris mendukung pemerintah Taliban di luar Universitas Kabul, Afghanistan, pada Sabtu, 11 September 2021.
Foto: AP Photo/Bernat Armangue
Pejuang Taliban mengawal wanita berbaris mendukung pemerintah Taliban di luar Universitas Kabul, Afghanistan, pada Sabtu, 11 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Ratusan wanita bercadar berbaris di ibu kota Afghanistan, Kabul, sambil memegang spanduk dengan slogan dukungan untuk Taliban. Sebuah video dari media Afghanistan menunjukkan aksi ini pada Sabtu (11/9).

Para wanita tersebut berdemonstrasi di luar dan di dalam Universitas Pendidikan Shaheed Rabbani. Mereka memegang spanduk pro-Taliban dan bendera kelompok itu. Demonstran wanita di jalan dikelilingi oleh Taliban yang bersenjatakan senapan otomatis dan tidak mengizinkan orang yang melihat untuk berbicara dengan para wanita.

Taliban baru-baru ini melembagakan pemisahan gender di fasilitas pendidikan di mana siswa laki-laki dan perempuan dipisahkan oleh tirai. Demonstrasi itu terjadi pada peringatan 20 tahun serangan 9/11 di AS yang memicu “perang melawan teror” dan invasi Amerika ke Afghanistan.

Sejak menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, Taliban melancarkan serangkaian upaya untuk merehabilitasi citra garis keras mereka. Mereka menjanjikan amnesti kepada pegawai pemerintah asing dan bersumpah untuk melindungi hak-hak perempuan, sebagaimana diperbolehkan dalam batas-batas hukum Islam, Syariah.

Namun, perempuan dan mantan pemimpin politik perempuan mengatakan bahwa mereka diprediksi akan diperlakukan sebagai warga negara “kelas dua”. Kabinet Taliban yang baru diumumkan juga tidak memasukkan seorang wanita dan Kementerian Urusan Wanita tampaknya dibubarkan.

Baca juga : Prancis Tolak Jalin Hubungan dengan Taliban

Pawai perempuan pro-Taliban terjadi beberapa hari setelah para perempuan memprotes di jalan-jalan menuntut hak-hak mereka dilindungi, diizinkan kembali ke pekerjaan mereka dan diperlakukan sama.

"Kami menentang para wanita yang memprotes di jalan-jalan, mengeklaim bahwa mereka adalah perwakilan wanita. Apakah kebebasan menyukai pemerintahan terakhir? Tidak, itu bukan kebebasan. Pemerintah terakhir menyalahgunakan perempuan. Mereka merekrut wanita hanya karena kecantikan mereka," kata seorang pemrotes wanita pro-Taliban dilansir dari Wafa News, Sabtu (11/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement