REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pesawat Israel menyerang serangkaian sasaran di Jalur Gaza pada Senin (13/9) pagi. Serangan terbaru ini sebagai tanggapan atas peluncuran roket dari wilayah yang dikuasai Hamas dan menjadi serangan malam ketiga berturut-turut.
Militer Israel melaporkan, ada tiga serangan roket terpisah pada Ahad (12/9) malam dan Senin pagi dari Gaza. Setidaknya dua di antaranya dicegat oleh pertahanan roket mereka. Belum ada ada laporan korban di kedua pihak.
Ketegangan meningkat setelah enam tahanan Palestina melarikan diri dari penjara Israel pada pekan lalu. Mesir kembali berupaya menengahi gencatan senjata jangka panjang setelah perang 11 hari Mei lalu.
Selama akhir pekan, Israel menangkap empat dari enam narapidana Palestina yang keluar dari penjara keamanan maksimum pada 6 September. Milisi Palestina menanggapi dengan tembakan roket. Pencarian Israel untuk dua tahanan terakhir terus berlanjut.
Sementara itu, upaya yang dimediasi Mesir untuk gencatan senjata jangka panjang berujung ketidaksepakatan. Israel telah menuntut jaminan Hamas tidak mengalihkan uang untuk penggunaan militer. Mereka juga meminta Hamas membebaskan dua warga sipil Israel yang ditawan dan mengembalikan sisa-sisa dua tentara Israel yang tewas.
Adapun Hamas mendorong Israel mengakhiri blokade yang melumpuhkan sehingga menghancurkan ekonomi Gaza.
Hamas telah menguasai Gaza sejak mengusir pasukan Otoritas Palestina yang diakui secara internasional pada 2007, setahun setelah kelompok militan Islam itu memenangkan pemilihan parlemen Palestina. Sejak itu, Israel dan Hamas telah berperang empat kali dan beberapa putaran pertempuran yang lebih kecil.
Gaza adalah wilayah yang penduduknya sebagian besar terdiri dari keluarga yang melarikan diri atau dipaksa keluar dari properti di tempat yang sekarang menjadi wilayah Israel selama perang pada 1948.