REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Dua politisi perempuan Prancis pada Ahad (12/9), mulai berkampanye untuk ambil bagian dalam kontestasi pemilihan presiden. Mereka akan bertarung untuk menjadi pemimpin perempuan pertama Prancis dalam pemilihan umum pada musim semi tahun depan.
Marine Le Pen dari partai sayap kanan, National Rally dan Walikota Paris, Anne Hidalgo dari kubu sosialis, meluncurkan kampanye menuju kursi presiden. Hidalgo menjabat sebagai wali kota Paris sejak 2014. Dia adalah kandidat favorit untuk memenangkan nominasi dari Partai Sosialis. Hidalgo meluncurkan pencalonannya di kota barat laut, Rouen.
“Saya ingin semua anak di Prancis memiliki kesempatan yang sama seperti yang saya miliki,” kata Hidalgo.
Hidalgo adalah putri dari seorang imigran asal Spanyol. Keluarga Hidalgo melarikan diri dari Spanyol untuk mencari kebebasan dan kehidupan yang lebih baik, di tengah pemerintahan diktator Francisco Franco.
Aljazirah pada Senin (13/9) melaporkan, latar belakang Hidalgo sebagai imigran dapat menjadi nilai jual. Dia mengedepankan kisah pribadinya sebagai putri dari keluarga imigran Spanyol kelas pekerja yang telah berhasil menjadi walikota Paris. Itu adalah pencapaian yang akan menjadi senjata Hildago dalam pemilihan presiden.
Hildago memiliki program untuk melawan ketidaksetaraan, mengedepankan pendidikan, dan bantuan sosial untuk orang miskin. Namun, posisinya sebagai wali kota Paris tidak menjamin Hildago bakal memenangkan pemilihan presiden.
"Di luar Paris, orang-orang membenci sentralitas ibu kota, dan mereka membenci apa yang mereka lihat sebagai arogansi warga Paris, jadi menjadi walikota Paris belum tentu merupakan aset terbaik,” kata laporan Aljazirah.
Sementara Le Pen, yang merupakan pemimpin partai sayap kanan Prancis, memulai kampanye pencalonanya sebagai presiden di kota selatan Frejus. Dalam pidatonya, Le Pen berjanji untuk membela kebebasan Prancis. Selain itu, Le Pen juga berjanji untuk bersikap keras pada sejumlah wilayah Prancis yang telah menjadi sasaran Taliban.
Le Pen juga mengubah citranya untuk pemilihan presiden kali ini. Le Pen yang biasanya mengenakan pakaian berwarna biru tua yang menjadi ciri khasnya, kini beralih mengenakan warna biru muda untuk kampanye sebagai kandidat calon presiden.
"Hal ini untuk menunjukkan visi kami, dan (mencapai) tujuan yang lebih tinggi," ujar anggota dewan khusus Le Pen, Philippe Olivier seperti dikutip oleh harian Le Figaro.
Sementara itu, Presiden Emmanuel Macron belum mengumumkan apakah dia akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk periode kedua. Macron diprediksi akan mengumumkan kampanye pencalonan dirinya sebagai presiden dalam waktu dekat.