REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Media pemerintah China pada Selasa (14/9) mengatakan penertiban iklan tentang operasi, prosedur, dan perawatan kecantikan adalah hal yang penting dan mendesak. Surat kabar milik pemerintah People's Daily mengatakan sejumlah iklan membuat klaim yang berlebihan atau palsu.
Menurut surat kabar tersebut, iklan dan promosi semacam itu bertebaran di mana-mana. Promosi tersebar mulai dari poster di halte bus dan kereta bawah tanah hingga promosi di media sosial dan acara televisi. "Iklan kecantikan medis sangat meresap," tulis People's Daily di lamannya.
Surat kabar itu mengatakan sejumlah iklan mengaitkan ketampanan dengan "kualitas tinggi", "ketekunan", dan "kesuksesan", mengarang cerita tentang "operasi plastik mengubah nasib seseorang", dan mendistorsi persepsi publik tentang estetika. Kritik terhadap bisnis ini muncul setelah pemerintah China bertindak keras terhadap beberapa sektor industri dari teknologi hingga pendidikan dan properti.
Tindakan itu dilakukan untuk memperkuat kontrol pemerintah atas sektor ekonomi dan masyarakat yang berkembang secara tak terkendali selama bertahun-tahun. Pengaturan sejumlah sektor bisnis oleh pemerintah telah memicu kekhawatiran investor tentang sektor mana lagi yang akan ditertibkan.
Pada Agustus, regulator pasar China menyusun pedoman untuk mengatur praktik periklanan di sektor estetika medis karena dinilai telah memicu kecemasan orang tentang penampilan mereka. Permintaan layanan operasi plastik atau perawatan estetika medis meningkat pesat di China dalam beberapa tahun terakhir.
Operasi untuk membuat mata lebih lebar atau hidung lebih tinggi termasuk di antara layanan yang paling populer. Namun, para penyedia layanan dikritik karena gagal memperingatkan klien mereka tentang adanya risiko dalam operasi semacam itu. Seorang pemengaruh di media sosial berusia 33 tahun pada Juli meninggal akibat komplikasi setelah menjalani operasi sedot lemak yang gagal.