REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China meminta Amerika Serikat untuk "menghentikan hubungan diplomatik" dengan Taiwan di tengah laporan bahwa AS sedang mempertimbangkan untuk mengganti nama kantor Taiwan di Washington.
"AS harus menangani masalah Taiwan dengan hati-hati agar tidak merusak hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” tegas Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, pada Senin (13/9).
Tanggapan Beijing muncul setelah adanya laporan yang mengklaim bahwa Washington berencana mengubah nama Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taipei (TECRO) menjadi Kantor Perwakilan Taiwan. Zhao mengatakan China telah mengajukan utusan khusus untuk AS mengenai masalah ini.
Beijing mengklaim negara kepulauan Taiwan sebagai "provinsi yang memisahkan diri," sedangkan Taipei bersikeras mereka sudah merdeka sejak 1949. Saat ini Taipei mempertahankan hubungan diplomatik independen dengan setidaknya 16 negara.
AS secara resmi mengakui Republik Rakyat China pada 1979. Di bawah Tiga Komunike, AS mengalihkan hubungan diplomatik dari Taipei ke Beijing, yang artinya menganggap Taiwan sebagai bagian dari China daratan.
Bulan lalu, Beijing memulangkan duta besar Lithuania untuk China setelah Lithuania memutuskan menjalin hubungan diplomatik dengan Taipei. China juga menangguhkan angkutan kereta api ke Lithuania dan menangguhkan izin ekspor untuk produsen negara itu.