REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sekolah di Afghanistan kembali buka, Sabtu (18/9). Kementerian Pendidikan Afghanistan dari Taliban mengatakan semua siswa laki-laki kelas enam sampai 12 dan guru laki-laki harus melanjutkan kelas mulai Sabtu (18/9).
Pernyataan yang disampaikan melalui laman Facebook pada Jumat (17/9) tersebut tidak menyinggung siswa dan guru perempuan. Kondisi kurangnya panduan menyoroti kekhawatiran yang sedang berlangsung bahwa Taliban mungkin memberlakukan pembatasan pada anak perempuan dan perempuan dewasa.
Sebelumnya Taliban mengizinkan anak perempuan di kelas satu hingga enam untuk melanjutkan kelas. Taliban mengambil alih pemerintahan Afganistan pada bulan lalu.
Taliban telah melarang anak perempuan dan perempuan dewasa untuk bersekolah dan bekerja. Bahkan dalam pemerintahan saat ini, di beberapa provinsi, perempuan masih tidak diperbolehkan melanjutkan pekerjaannya, kecuali perempuan yang pernah bekerja di dinas kesehatan, rumah sakit, dan pendidikan.
Beberapa hari lalu, Menteri Pendidikan Tinggi pemerintahan baru Afghanistan Abdul Baqi Haqqani mengumumkan Perempuan di Afghanistan dapat melanjutkan studi di universitas, termasuk di tingkat pasca sarjana. Namun, mahasiswi akan menghadapi batasan, termasuk aturan berpakaian wajib.
Haqqani mengatakan, jilbab akan menjadi busana wajib tetapi tidak menentukan apakah ini berarti jilbab saja atau juga penutup wajah juga. Pemisahan terhadap perempuan dan laki-laki pun harus dilakukan dalam ruang belajar.
"Kami tidak akan mengizinkan anak laki-laki dan perempuan untuk belajar bersama. Kami tidak akan mengizinkan pendidikan bersama," ujar Haqqani.