Selasa 21 Sep 2021 08:09 WIB

Tolak Vaksin, Presiden Brasil Makan di Tepi Jalan New York

Bolsonaro tak bisa santap di restoran New York karena harus tunjukkan bukti vaksin.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Brasil Jair Bolsonaro.
Foto: AP/Eraldo Peres
Presiden Brasil Jair Bolsonaro.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Jair Bolsonaro bersama delegasi Brasil lainnya melakukan makan malam pertama dengan sepotong pizza di tepi jalanan New York. Mereka tidak bisa bersantap mewah di restoran New York, karena harus menunjukkan bukti vaksin Covid-19.

Bolsonaro dikenal skeptis dengan vaksin Covid-19. Sebelum berangkat ke New York, pemimpin populis sayap kanan tersebut mengatakan bahwa dia tidak perlu divaksin. Dia mengatakan kekebalan tubuhnya sudah kuat untuk menangkal virus korona. Sebelumnya, Bolsonaro pernah dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga

Dua menteri Kabinet Brasil mengunggah foto Bolsonaro dan para penasehatnya sedang menikmati sepotong pizza di trotoar New York pada Ahad (19/9) malam. Pendukung Bolsonaro mengatakan, presiden Brasil itu tampil sederhana karena memilih untuk makan pizza di tepi jalan ketimbang restoran mewah.

Dalam sebuah pertemuan pada Senin (20/9), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bertanya kepada Bolsonaro apakah dia sudah divaksin. Secara blak-blakan, Bolsonaro menjawab, "Belum".

Walikota New York Bill de Blasio mengimbau para pemimpin dunia, terutama Presiden Bolsonaro untuk divaksinasi sebelum menghadiri pertemuan PBB.  “Jika Anda tidak ingin divaksinasi, jangan repot-repot datang,” kata de Blasio.

Pekan lalu, Presiden Majelis Umum PBB, Abdulla Shahid, menginformasikan kepada 193 negara anggota bahwa sistem kehormatan vaksinasi Covid-19 berlaku untuk presiden, perdana menteri, dan diplomat.  Mereka tidak diharuskan menunjukkan bukti vaksinasi.

Misi Brasil untuk PBB menolak mengomentari laporan seorang diplomat Brasil yang dinyatakan positif Covid-19di New York. Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, pihaknya sedang menindaklanjuti laporan tersebut.

"Kami mengetahui laporan tersebut dan sedang berkomunikasi dengan misi Brasil," kata Dujarric.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement