REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemilihan parlemen Rusia baru-baru ini digelar dalam kondisi "tidak kondusif untuk proses yang bebas dan adil," kata Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada Senin (20/9).
"Penggunaan undang-undang oleh pemerintah Rusia tentang 'organisasi ekstremis', 'agen asing', dan 'organisasi yang tidak diinginkan' sangat membatasi pluralisme politik dan mencegah rakyat Rusia menggunakan hak-hak sipil dan politik mereka," kata juru bicara Deplu AS Ned Price dalam sebuah pernyataan.
“Pembatasan pemerintah Rusia, yang didahului oleh upaya luas untuk memarginalkan tokoh politik independen, juga mencegah Kantor Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) dan Majelis Parlemennya dapat mengamati pemilihan, membatasi transparansi yang penting untuk pemilihan yang adil," tambah pernyataan itu.
Pemungutan suara ditutup pada Ahad (19/9) setelah Rusia menggelar pemilihan parlemen selama tiga hari. Partai Rusia Bersatu yang dipimpin Presiden Vladimir Putin memenangkan suara mayoritas dalam pemilihan untuk Duma karena kelompok-kelompok oposisi berpendapat bahwa pemungutan suara itu dirusak oleh penipuan massal.