REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) kembali meminta Korea Utara (Korut) untuk bersedia berdialog. Di saat yang sama, AS meminta masyarakat internasional menegakkan sanksi global ke Korut.
Dalam konferensi pers menjelang Majelis Umum PBB, Senin (20/9) kemarin pejabat Biro Urusan Organisasi Luar Negeri Departemen Luar Negeri AS, Erica Barks-Ruggles mengecam peluncuran rudal Korut. Ia mengatakan hal tersebut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Namun, ia menegaskan Washington masih berkomitmen pada pendekatan diplomasi. Barks-Ruggles juga mengatakan AS akan terus meminta Pyongyang untuk terlibat dalam dialog. Situs stasiun televisi Korea Selatan (Korsel), KBS melaporkan pejabat Departemen Luar Negeri AS itu memastikan komitmen AS pada pertahanan Korsel dan Jepang sangat kuat. Mengenai sanksi pada Korut, Barks-Ruggles mengatakan sanksi-sanksi PBB pada Pyongyang masih berlaku.
Ia mengatakan Washington akan terus menegakkan sanksi-sanksi tersebut dan meminta negara lain untuk menegakkannya dengan tegas. Barks-Ruggles mengatakan AS akan melakukan pertemuan sela dengan Korsel dan Jepang untuk membahas keamanan di kawasan termasuk tentang Korut.
Sementara itu, Departemen Pertahanan AS menekankan sikap pertahanan AS dengan Korsel saling melengkapi. Hal itu disampaikan setelah Seoul berhasil menggelar uji coba rudal balistik yang ditembakkan dari kapal selam produksi dalam negeri.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan tidak ada sekutu yang lebih kuat dari Korsel. Kedua belah pihak juga terus bekerja sama untuk memastikan kapabilitas yang saling melengkapi.