Rabu 22 Sep 2021 10:49 WIB

Politikus Republik: Pidato Biden di PBB tak Memuaskan

Biden dinilai telah gagal terkait penarikan pasukan AS di Afghanistan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden AS Joe Biden.
Foto: EPA-EFE/Oliver Contreras
Presiden AS Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON -- Pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Majelis Umum PBB tidak memuaskan Partai Republik. Anggota House of Representative dari Texas,  Michael McCaul mengatakan pidato Biden tidak sesuai dengan tindakannya.

"Kegagalannya dalam memimpin menyebabkan penarikan pasukan dari Afghanistan berjalan kacau dan mematikan dengan meninggalkan mitra-mitra kami, membuat marah sekutu NATO dan membangkitkan keberanian musuh kami," kata McCaul.

Baca Juga

Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Biden mengatakan AS membela sekutu-sekutu dan rekan-rekannya dan menentang upaya negara-negara kuat mendominasi yang lemah. Baik melalui perubahan wilayah dengan paksa, koersi ekonomi, eksploitasi teknis atau disinformasi.

Biden mengatakan ia tetap berkomitmen pada solusi damai dalam mengakhiri perselisihan dengan Iran mengenai program nuklir. Ia berjanji membela Israel yang sudah lama menjadi sekutu AS. Tapi ia mengatakan solusi dua negara masih dibutuhkan waktu yang jauh.

Ia mengatakan AS ingin 'diplomasi berkelanjutan' untuk menyelesaikan konflik nuklir dan program rudal balistik Korea Utara (Korut). Sementara Korut masih menolak ajakan AS untuk kembali ke meja perundingan.

Dalam pidatonya Biden juga membahas opresi rasial, etnis dan masyarakat minoritas yang dilakukan China di Xinjiang. Organisasi hak asasi manusia memperkirakan ada sekitar satu juta warga Uighur dan minoritas lainnya ditahan di sebuah kamp.

Baca juga : Biden Berjanji Perkuat Diplomasi, Bukan Perang Dingin

Misi Cina di PBB menolak pernyataan Biden mengenai Xinjiang. "Benar-benar tanpa dasar, kami sepenuhnya menolaknya, AS harus lebih memperhatikan masalah-masalah hak asasi manusianya sendiri," kata perwakilan Beijing tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement