REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mendapati lagi satu kasus flu burung varian H5N6 pada seorang warga di Kota Dongguan, Provinsi Guangdong. Pasien bermarga Li berusia 53 tahun itu kini dalam penanganan rumah sakit di Dongguan, berdasarkan pernyataan Komisi Kesehatan Guangdong, Kamis (23/9).
Sebelumnya China juga mendapati satu kasus sejenis pada 19 Agustus di Kota Huizhou. Pakar kesehatan mengamati bahwa flu burung varian H5N6 sangat mudah menular di antara unggas. Sejak pertama kali ditemukan pada unggas di China pada 2008, H5N6 ini secara bertahap menggantikan H5N1 sebagai virus utama yang sebelumnya sangat lazim ditemukan di peternakan dan pasar unggas hidup di daratan China itu.
Secara alamiah, virus H5N6 sangat mudah menginfeksi burung dan jarang sekali menginfeksi manusia, demikian pendapat pengamat seperti dikutip media setempat. Hingga akhir Maret 2021, hanya terdapat 25 kasus penularan H5N6 pada manusia yang tersebar di beberapa negara.
Pada 12 April 2021, H5N6 ditemukan menginfeksi beberapa burung liar di Shenyang, Provinsi Liaoning. Itu merupakan kasus pertama H5N6 yang ditemukan di China. Setelah Mei 2014, beberapa kasus penularan H5N6 pada manusia ditemukan di beberapa provinsi di China, seperti Sichuan, Guangdong, Yunnan, dan Jiangxi. Sedikitnya empat orang tewas akibat infeksi yang terjadi pada tujuh tahun silam itu.
Pakar kesehatan dari Guangdong menyimpulkan bahwa H5N6 bisa terjadi di mana saja dan risiko penularannya sangat rendah. Walau begitu, mereka mengingatkan bahwa upaya untuk mencegahwabah itu jadi meluas harus menjadi prioritas utama. Pengawasan tetap menjadi perhatian agar penyebaran wabah tersebut bisa dihindari meskipun kasus infeksi pada manusia masih jarang terjadi.
Baca juga : Pekan Lalu, Es di Samudra Arktik Capai Luasan Terendah