Rabu 29 Sep 2021 13:20 WIB

Warga AS Lebih Pilih Diplomasi Ketimbang Invasi Militer

42,3 persen warga percaya AS harus memangkas jumlah pasukan di luar negeri

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
 FILE - Dalam file foto 28 Januari 2012 ini, tentara AS, bagian dari Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO berpatroli di barat Kabul, Afghanistan. Ketika Amerika Serikat mengakhiri perang hampir 20 tahun di Afghanistan dan ketika Taliban merebut kembali sebagian besar negara itu, orang Amerika bertanya apakah perang terpanjang dalam sejarah mereka sepadan dengan biayanya.
Foto:

Survei juga menemukan bahwa 40,3 persen responden ingin mempertahankan pengeluaran militer AS saat ini. Sementara 38,6 persen ingin memotong anggaran, dan 16,4 persen ingin meningkatkan anggaran militer.

Di sisi lain, 62,6 persen responden mendukung untuk menghidupkan kembali pembicaraan nuklir dengan Iran dan mencari kesepakatan yang mencegah pengembangan senjata nuklir Iran. Sementara, 37,4 persen menentang pembicaraan nuklir dan mendukung sanksi ekonomi Iran untuk mencegah mereka memperoleh senjata nuklir.

Sementara 42,2 persen responden percaya bahwa militer AS harus membela Taiwan jika diserang oleh China. Sedangkan 16,2 persen responden menyatakan AS tidak harus menyerang dan 41,6 persen tidak yakin.

Yayasan Grup Eurasia, merancang survei online yang dilakukan oleh SurveyMonkey. Yayasan tersebut  mengatakan bahwa, survei ini secara hukum terpisah dari konsultan risiko politik Grup Eurasia.  Keduanya didirikan oleh ilmuwan politik Ian Bremmer. Survei tersebut memiliki margin kesalahan plus atau minus 2 poin persentase, pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement