Rabu 29 Sep 2021 17:35 WIB

Terungkap Pembicaraan Jenderal AS dan Jenderal China

Jenderal AS Mark Milley menyatakan Trump tak akan menyerang China.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
File foto 1 September 2021 ini, Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley berbicara selama pengarahan di Pentagon di Washington tentang akhir perang di Afghanistan.
Foto: AP/Susan Walsh
File foto 1 September 2021 ini, Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley berbicara selama pengarahan di Pentagon di Washington tentang akhir perang di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON -- Perwira tinggi militer Amerika Serikat (AS) Mark Milley mengungkapkan Donald Trump tidak berencana menyerang China ketika menjabat. Pernyataan itu juga disampaikannya kepada Beijing dalam sebuah panggilan di era kepemimpinan Trump.

"Saya tahu, saya yakin, bahwa Presiden Trump tidak bermaksud menyerang China dan itu adalah tanggung jawab langsung saya untuk menyampaikan perintah dan niat presiden," kata Milley kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat pada Selasa (28/9).

Baca Juga

Jenderal Angkatan Darat dan Ketua Kepala Staf Gabungan ini menyampaikan pembelaan keras atas dua panggilan yang dibuat kepada mitranya dari China. Dia mengatakan hal tersebut menanggapi tentang laporan intelijen bahwa China khawatir tentang serangan AS.

"Tugas saya saat itu adalah melakukan de-eskalasi. Pesan saya lagi-lagi konsisten: Tetap tenang, tegas, dan turunkan eskalasi. Kami tidak akan menyerangmu," ujar Milley dikutip dari Al Arabiyah.

Milley telah menjadi 'pusat badai api' di tengah laporan bahwa dia melakukan dua panggilan ke Jenderal Li Zuocheng dari Tentara Pembebasan Rakyat China. Panggilan itu untuk meyakinkannya bahwa AS tidak akan tiba-tiba berperang atau menyerang China.

Dalam komentar yang paling luas, Milley mengatakan bahwa panggilan pada 30 Oktober dan 8 Januari sepenuhnya dikoordinasikan dengan Menteri Pertahanan pada saat itu, Mark Esper, serta badan-badan keamanan nasional AS lainnya. Dia mengatakan bahwa setelah panggilan selesai, dia mengadakan pertemuan singkat dengan staf untuk membahas prosesnya.

 

"Saya tidak pernah mencoba untuk mengubah atau mempengaruhi proses, merebut otoritas, atau memasukkan diri saya ke dalam rantai komando, tetapi saya diharapkan, saya diminta, untuk memberikan saran saya dan memastikan bahwa presiden mendapat informasi penuh," ujar Milley.

Rincian panggilan itu pertama kali ditayangkan dalam kutipan dari buku "Peril" yang baru-baru ini dirilis oleh jurnalis Washington Post Bob Woodward dan Robert Costa.

Beberapa anggota parlemen AS mengatakan Milley melampaui wewenangnya. Mereka pun telah meminta Presiden Joe Biden untuk memecatnya. Trump mengecam Milley sebagai pengkhianat, menyebutnya orang gila. "Milley tidak pernah memberi tahu saya tentang panggilan yang dilakukan ke China," katanya membela diri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement