REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid dijadwalkan mengunjungi Bahrain pada Kamis (1/10). Itu bakal menjadi kunjungan resmi tingkat tinggi perdana sejak kedua negara melakukan normalisasi diplomatik tahun lalu.
“Ini akan menjadi kunjungan resmi pertama oleh seorang menteri Israel ke (Bahrain),” kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Israel dalam sebuah pernyataan pada Rabu (30/9), dikutip laman Aljazirah.
Menurut Kemlu Israel, dalam kunjungan tersebut Lapid diharapkan menandatangani daftar perjanjian bilateral. Di hari kunjungan itu, Gulf Air Bahrain bakal melakukan penerbangan komersial langsung perdananya ke Tel Aviv. Sebelum Bahrain, Lapid sudah mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) dan Maroko.
Pada 15 September 2020, Bahrain dan UEA menandatangani perjanjian normalisasi diplomatik dengan Israel. Hal itu tercapai berkat mediasi dan dukungan Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan mantan presiden Donald Trump. Kesepakatan normalisasi tersebut dikenal dengan nama Abraham Accords.
Selain UEA dan Bahrain, AS pun membantu Israel melakukan normalisasi diplomatik dengan Sudan serta Maroko. Palestina mengecam kesepakatan damai tersebut. Menurut Palestina, apa yang dilakukan negara-negara Muslim terkait merupakan “tikaman” bagi perjuangannya memperoleh kemerdekaan.