REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Bintang tinju yang baru saja pensiun, Manny Pacquiao, mengajukan sertifikat pencalonan sebagai presiden Filipina, Jumat (1/10). Dia menyerahkan dokumen pada awal periode pendaftaran yang dibuka selama seminggu.
Pejabat pemilihan menempatkan pembatasan untuk mencegah kerumunan besar pendukung politik dan menjadi sarang infeksi virus Corona saat masa pendaftaran 1-8 Oktober menarik
Calon hanya dapat membawa hingga tiga pendamping saat mendaftarkan pencalonan mereka untuk mencegah adegan kacau masa lalu. Saat itu kandidat muncul dengan bintang film, band musik, dan massa pengikut yang gaduh.
"Kami benar-benar berusaha keras untuk memastikan bahwa pengajuannya akan masuk akal," kata juru bicara Komisi Pemilihan James Jimenez.
Namun, ratusan penggemar dan pendukung dengan topeng wajah dan memegang potret Pacquiao dan bendera kecil Filipina berjajar di jalan menuju pusat pendaftaran pemilu yang dijaga ketat di Teluk Manila untuk menyemangati konvoinya. Sekitar 3.000 petugas polisi, termasuk beberapa yang berpatroli dengan mobil polisi lapis baja, dikerahkan di sekitar kompleks konvensi itu.
Banyak yang memperkirakan persaingan untuk menggantikan Presiden kontroversial Rodrigo Duterte akan ramai dan bermusuhan secara politik. Pacquiao, mantan kepala polisi nasional Panfilo Lacson, dan Wali Kota Manila Isko Moreno telah menyatakan akan mencalonkan diri sebagai presiden dan yang lainnya diharapkan melakukan hal sama.
Duterte telah menerima pencalonan partai yang berkuasa agar mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Langkah itu memicu perdebatan konstitusional dan mengejutkan lawan-lawan yang telah lama mengutuknya sebagai bencana hak asasi manusia.
Presiden Filipina secara konstitusional dibatasi untuk satu kali masa jabatan enam tahun. Ahli konstitusi mengatakan akan mempertanyakan pencalonan Duterte di hadapan Mahkamah Agung karena pemilihan wakil presiden yang sukses akan menempatkan dia dalam satu langkah lagi dari jabatannya.
Selain presiden dan wakil presiden, lebih dari 18 ribu jabatan nasional, lokal, dan kongres akan diperebutkan dalam pemilihan 9 Mei 2022. Dianggap sebagai benteng demokrasi Asia, Filipina juga telah menyaksikan kekacauan dan kekerasan pemilu. Pada 2009, orang-orang bersenjata yang dikerahkan oleh keluarga gubernur provinsi Maguindanao saat itu membantai 58 orang, termasuk wartawan, dalam serangan terhadap konvoi pemilihan.