Selasa 05 Oct 2021 11:37 WIB

Australia akan Beli 300 Ribu Dosis Pil Molnupiravir

Obat oral eksperimental molnupiravir akan dipakai untuk Covid-19.

Obat Covid-19 (ilustrasi). Molnupiravir produksi Merck akan digunakan di Australia sebagai obat Covid-19.
Foto:

Sementara itu, Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan fakta sains di balik molnupiravir. Obat antiviral yang dalam hasil penelitian interimnya menunjukkan penurunan sebesar 50 persen angka perawatan di rumah sakit serta juga mencegah kematian akibat Covid-19, pada pasien derajat ringan dan sedang.

Datanya menunjukkan 7,3 persen pasien (28 orang) yang mendapat molnupiravir dirawat di rumah sakit sampai hari ke-29 penelitian.  Sementara itu, pada mereka yang tidak mendapat molnupiravir atau dapat plasebo saja ada 53 orang (14,1 persen) yang harus masuk RS. Selain data masuk RS, pada mereka yang tidak dapat molnupiravir ada delapan orang yang meninggal.

"Dari yang mendapat molnupiravir memang tidak ada yang meninggal sampai hari ke-29 penelitian ini dilakukan," kata Prof Tjandra dalam keterangan pers.

Prof Tjandra mengatakan, sampel penelitian molnupiravir Covid-19 mereka yang bergejala ringan dan sedang, dengan onset gejala paling lama lima hari. Hasil penelitian ini juga menunjukkan data pada 40 persen sampelnya bahwa efikasi molnupiravir bisa konsisten pada berbagai varian yang ditemukan, yaitu Gamma, Delta, dan Mu.

Secara umum efek samping adalah seimbang antara yang dapat molnupiravir dan plasebo, yaitu 35 persen dan 40 persen. Sampel penelitian ini mempunyai setidaknya satu faktor risiko, atau yang biasa kita kenal dengan komorbid.

"Yang paling sering adalah obesitas, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan juga usia tua (di atas 60 tahun)," ujar mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement