REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Direktur Direktorat Komunikasi Turki Fahrettin Altun pada Jumat menyebut kantor berita global terkemuka telah menyebarkan “kebohongan” tentang negaranya.
Altun memposting screenshot dari dua laporan di Twitter – satu dari kantor berita Reuters dan yang lainnya dari majalah Foreign Policy yang berbasis di Amerika Serikat (AS) – dan menyebutnya sebagai “berita palsu.”
“Berita palsu dulunya menjadi masalah di media sosial. Tampaknya media mainstream juga mengalami masalah yang sama sekarang,” tutur dia.
“Bahkan organisasi besar menyebarkan kebohongan seperti itu dan hal tersebut sangat memprihatinkan,” lanjut Altun.
Laporan eksklusif dari Reuters didasarkan pada tiga sumber anonim dan mengklaim bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan “kehilangan kepercayaan pada gubernur bank sentral Sahap Kavcioglu.”
Artikel Kebijakan Luar Negeri itu mengklaim bahwa Menteri Pertahanan Hulusi Akar adalah “pewaris nyata” Erdogan dan mencoba menggambarkannya sebagai alternatif yang lebih lunak bagi Barat untuk memimpin Turki.