Ahad 10 Oct 2021 00:15 WIB

Warga Rusia ke Serbia Demi Dapatkan Vaksin Covid-19

Vaksin Covid-19 buatan Rusia, Sputnik V, belum mendapat pengakuan WHO

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Seorang warga menerima suntikan vaksin virus corona Sputnik V Rusia di pusat vaksinasi di Gostinny Dvor, Moskow, Rusia, Senin (12/7). Vaksin Covid-19 buatan Rusia, Sputnik V, belum mendapat pengakuan WHO.
Foto:

Tur terorganisir untuk orang Rusia telah melonjak dan mereka dapat ditemukan di ibu kota Serbia, Beograd, entah hotel, restoran, bar, dan klinik vaksinasi. "Kami mengambil vaksin Pfizer karena kami ingin berkeliling dunia,” kata Nadezhda Pavlova, setelah menerima vaksin pada akhir pekan lalu di pusat vaksinasi Beograd.

Asosiasi Operator Tur Rusia melaporkan paket wisata vaksinasi untuk orang Rusia mencari suntikan yang didukung oleh WHO muncul di pasar pada pertengahan September. Direktur eksekutif grup, Maya Lomidze, mengatakan harga mulai dari 300 dolar AS hingga 700 dolar AS, tergantung pada yang disertakan.

Serbia menawarkan vaksin Pfizer, AstraZeneca, dan Sinopharm China. Dengan permintaan yang populer, agen wisata Rusia sekarang juga menawarkan tur ke Kroasia. Para wisatawan dapat menerima vaksin Johnson & Johnson sekali pakai tanpa perlu kembali untuk dosis kedua.

Negara Balkan memperkenalkan vaksinasi untuk orang asing pada Agustus, ketika dorongan vaksinasi di dalam negeri melambat setelah mencapai sekitar 50 persen dari populasi orang dewasa. Data resmi pemerintah Serbia menunjukkan hampir 160 ribu warga asing sejauh ini telah divaksinasi di negara itu, tetapi tidak jelas berapa banyak orang Rusia.

Sedangkan di Rusia, tingkat vaksinasi negara itu rendah. Pada pekan ini, hampir 33 persen dari 146 juta orang Rusia telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin virus corona dan 29 persen telah divaksinasi sepenuhnya. Selain Sputnik V dan versi satu dosis yang dikenal sebagai Sputnik Light, Rusia juga menggunakan dua vaksin lain yang dirancang di dalam negeri yang belum disetujui secara internasional.

Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko baru-baru ini mengatakan masalah administrasi adalah salah satu hambatan utama dalam proses peninjauan WHO. Profesor ilmu politik yang mengkhususkan diri dalam kesehatan global di Virginia Commonwealth University, Judy Twigg, mengharapkan Sputnik V akan disetujui pada akhirnya, tetapi mungkin tidak pada akhir tahun ini.

“WHO telah mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak data dan perlu kembali dan memeriksa beberapa jalur produksi di mana ia melihat masalah sejak dini. Inspeksi ulang itu adalah proses multi-minggu, dengan alasan yang bagus. Itu bukan sesuatu yang mereka anggap enteng, " kata Twigg.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement