REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Menteri Luar Negeri (menlu) Afghanistan Amir Khan Muttaqi pada Senin (11/10) meminta dunia internasional menjalin hubungan baik dengan pemerintahan Taliban. Pemerintahan baru Taliban telah mendorong dunia internasional untuk membangun hubungan dam membantu mencegah krisis ekonomi di Afghanistan.
"Masyarakat internasional perlu mulai bekerja sama dengan kami. Dengan (kerja sama) ini kita akan dapat menghentikan rasa tidak aman dan pada saat yang sama kita akan dapat terlibat secara positif dengan dunia," ujar Muttaqi.
Muttaqi mengatakan, Pemerintah Imarah Islam Taliban bergerak dengan hati-hati. Ia menuturkan pemerintahan Taliban baru berjalan selama beberapa pekan dengan berbagai keterbatasan sumber keuangan.
Menurut Muttaqi, Pemerintah Imarah Islam Taliban membutuhkan waktu untuk menyusun reformasi kebijakan setelah pasukan asing meninggalkan Afghanistan. Pemerintahan Taliban berbeda dengan pemerintahan Afghanistan sebelumnya yang memiliki sumber keuangan dan dukungan internasional.
"Mereka memiliki banyak sumber keuangan dan mereka memiliki dukungan internasional yang kuat, tetapi pada saat yang sama Anda meminta kami untuk melakukan semua reformasi dalam dua bulan?" kata Muttaqi.
Dia mengulangi seruan agar Amerika Serikat (AS) mencairkan dana cadangan bank sentral Afghanistan senilai lebih dari sembilan miliar dolar AS. Dana cadangan tersebut disimpan di luar negeri. Namun Muttaqi mengatakan jika AS tetap membekukan dana cadangan tersebut, maka pemerintahan Taliban memiliki pendapatan sendiri dari pajak, tarif bea cukai, dan pertanian.
Muttaqi menyebut pasukan Taliban memiliki kendali penuh atas Afghanistan dan mampu mengendalikan ancaman dari militan ISIS. Sebelumnya, ISIS telah mengklaim sejumlah serangan mematikan termasuk pengeboman pekan lalu di sebuah masjid Syiah di kota utara Kunduz. Menurut Muttaqi, tekanan internasional pada pemerintahan Taliban dapat membantu moral ISIS.
"Masalah ISIS telah dikendalikan oleh Imarah Islam dengan sangat baik sejauh ini. Ketimbang memberikan tekanan, dunia harus bekerja sama dengan kami," kata Muttaqin
Pemerintahan Taliban telah mendapat kecaman karena pendekatannya terhadap pendidikan anak perempuan. Hal ini dianggap sebagai salah satu dari sedikit keuntungan positif yang diperoleh dari keterlibatan Barat selama dua dekade di Afghanistan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menuding Taliban telah melanggar janji untuk menjamin hak-hak perempuan dan anak perempuan. Menurut Guterres, perekonomian negara tidak dapat diperbaiki jika perempuan dilarang bekerja dan mengenyam pendidikan.
Namun Taliban sejauh ini menolak memberikan alasan untuk mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah menengah. Bulan lalu, Taliban mengatakan sekolah di atas kelas enam hanya akan dibuka kembali untuk anak laki-laki.
Baca juga : Runtuhnya Rezim Umayyah dan Cacian untuk Ali Bin Abi Thalib