REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris menegaskan komitmen negaranya memperkuat hubungan bilateral dengan Israel. Menurut dia, relasi kedua negara tak tergoyahkan.
“(Hubungan AS-Israel) tak tergoyahkan, hubungan yang didasarkan pada nilai-nilai bersama, sejarah bersama, dan kepedulian bersama untuk keselamatan serta keamanan bersama rakyat kedua negara kita,” kata Harris sebelum melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid di Washington pada Selasa (12/10), dikutip Anadolu Agency.
Menurut Harris, dalam pertemuannya dengan Lapid, mereka bakal membahas tentang langkah atau upaya apa yang dapat dilakukan guna memperkuat hubungan bilateral AS-Israel. “Khususnya masalah keamanan yang selalu dan terus dimiliki Israel, dan komitmen kami untuk memastikan keamanan rakyat Israel,” ujarnya.
Selain itu, Harris akan turut membicarakan tentang masalah perdamaian, keamanan, dan kemakmuran bagi Israel-Palestina. Terkait hal tersebut, mereka pun hendak membahas kesepakatan normalisasi diplomatik Israel dengan beberapa negara Arab atau dikenal dengan nama Abraham Accord.
Sementara itu, Lapid mengungkapkan, dia tak menampik terkadang ada perbedaan pendapat antara negaranya dengan AS. Namun kedua belah saling mengetahui bahwa mereka punya tujuan bersama, yakni melihat Israel kuat, aman, dan berkembang.
"Memang benar bahwa inti kunjungan saya adalah program nuklir Iran, tetapi berkaitan dengan satu hal lagi: memperkuat hubungan bipartisan kami dengan generasi muda Amerika berikutnya," kata Lapid.
Pemerintahan Presiden Joe Biden diketahui berupaya membawa kembali AS ke kesepakatan nuklir Iran atau dikenal dengan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Tel Aviv telah menyatakan penolakannya atas rencana AS tersebut.