Sementara itu, menurut WHO, 200 dosis vaksin telah dikirim ke Beni. Petugas menggunakan vaksin rVSV-ZEBOV produksi Merck untuk menargetkan kontak korban dan kontak mereka melalui pendekatan yang disebut "cincin vaksinasi".
Vaksin merevolusi perang melawan Ebola, yang biasanya menewaskan sekitar separuh dari jumlah orang yang terinfeksi. Manfaat itu paling dirasakan di Kongo, yang mencatat 12 wabah sejak penyakit Ebola ditemukan di hutan khatulistiwa dekat Sungai Ebola pada 1976. Pada 2018 vaksin membantu menekan virus di kota padat Mbandaka, yang memiliki populasi lebih dari satu juta jiwa.
"Ebola adalah virus jahat dan mematikan yang dapat menular secara agresif dan cepat. Namun, vaksin mampu membangun dinding perlindungan di sekitar kasus, memutus mata rantai penularan, mencegah kemungkinan wabah yang lebih besar, dan menyelamatkan banyak nyawa," kata direktur WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, melalui pernyataan.