Jumat 15 Oct 2021 21:43 WIB

Kuwait Desak Warganya Tinggalkan Lebanon

Kuwait meminta warganya yang di Lebanon berhati-hati, menghindari daerah konflik.

 Asap hitam mengepul dari lokasi ledakan sebuah tanker bahan bakar, di desa Tleil, Lebanon utara, Minggu, 15 Agustus 2021. Sebuah tanker bahan bakar meledak Minggu pagi di Lebanon utara, menewaskan dan melukai beberapa orang, kata Palang Merah Lebanon. Ledakan itu terjadi saat Libanon menghadapi kekurangan bahan bakar parah yang dipersalahkan pada penyelundupan, penimbunan dan ketidakmampuan pemerintah yang kekurangan uang untuk mengamankan pengiriman bahan bakar impor.
Foto: AP/AP
Asap hitam mengepul dari lokasi ledakan sebuah tanker bahan bakar, di desa Tleil, Lebanon utara, Minggu, 15 Agustus 2021. Sebuah tanker bahan bakar meledak Minggu pagi di Lebanon utara, menewaskan dan melukai beberapa orang, kata Palang Merah Lebanon. Ledakan itu terjadi saat Libanon menghadapi kekurangan bahan bakar parah yang dipersalahkan pada penyelundupan, penimbunan dan ketidakmampuan pemerintah yang kekurangan uang untuk mengamankan pengiriman bahan bakar impor.

REPUBLIKA.CO.ID, Kuwait mendesak warganya meninggalkan Lebanon dan menunda rencana perjalanan ke negara itu setelah penembakan mematikan meletus di ibu kota Beirut pada Kamis. Demikian menurut laporan media lokal.

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita resmi Kuwait KUNA, Kedutaan Besar Kuwait di Beirut mendesak warganya di Lebanon untuk berhati-hati, menghindari daerah konflik, dan tetap tinggal di rumah.

Baca Juga

Sebelumnya pria bersenjata tak dikenal menembaki pengunjuk rasa dari atap dekat Istana Kehakiman sehingga memaksa demonstran dan jurnalis untuk berlindung.

Bentrokan kemudian pecah antara pria bersenjata bertopeng dan penembak jitu yang menyebabkan enam orang tewas dan 32 lainnya terluka.

sumber, https://www.aa.com.tr/id/dunia/kuwait-desak-warganya-tinggalkan-lebanon/2393018

Protes diadakan untuk menuntut pencopotan Tarek Bitar, hakim yang memimpin penyelidikan ledakan pelabuhan Beirut tahun lalu, setelah pengadilan menolak complain terhadap sang hakim dan mengizinkan Bitar melanjutkan penyelidikan.

Dalam sebuah pernyataan bersama, Hizbullah dan Gerakan Amal menuduh "kelompok bersenjata" yang berafiliasi dengan  Pasukan Lebanon, yang dipimpin oleh Samir Geagea, berada di balik serangan itu.

Protes dimulai beberapa jam setelah pengadilan menolak pengaduan terhadap Geagea dan mengizinkan hakim untuk melanjutkan penyelidikan. Menurut Palang Merah Lebanon, korban tewas mencapai enam orang dan lebih dari 30 orang terluka.

Ledakan pelabuhan Beirut pada Agustus 2020 menewaskan lebih dari 200 orang, melukai sekitar 6.000 orang, menyebabkan sekitar 300 ribu kehilangan tempat tinggal, dan semakin melemahkan ekonomi Lebanon yang sudah rapuh.

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement