Rabu 27 Oct 2021 17:35 WIB

Pekerja Perusahaan Minyak Negara Sudan Gelar Mogok Kerja

Pekerja perusahaan minyak Sudan bergabung dalam gerakan pembangkangan sipil

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Demonstrasi di Khartoum, Sudan untuk menentang kudeta militer terjadi pada Senin (25/10). Jenderal tinggi Sudan Abdel Fattah al-Burhan menjelaskan alasan dilakukannya kudeta agar tak terjadi perang sipil.
Foto: EPA/Mohammed Abu Obaid
Demonstrasi di Khartoum, Sudan untuk menentang kudeta militer terjadi pada Senin (25/10). Jenderal tinggi Sudan Abdel Fattah al-Burhan menjelaskan alasan dilakukannya kudeta agar tak terjadi perang sipil.

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Pegawai perusahaan minyak milik pemerintah Sudan, Sudapet, mengatakan mereka akan bergabung dalam gerakan pembangkangan sipil yang didorong serikat pekerja di negara itu. Gerakan ini dilakukan sebagai respons kudeta militer.

Tidak hanya karyawan, para dokter juga mengumumkan akan menggelar mogok kerja. Sekelompok komite lingkungan di Khartoum telah mengumumkan jadwal barikade jalan dan protes menjelang apa yang mereka sebut sebagai 'pawai jutaan orang' pada Sabtu (30/10) mendatang.

Baca Juga

"Kami mengumumkan bergabung dengan pembangkangan sipil dalam mendukung keputusan rakyat mendukung transformasi demokrasi sipil dan sampai tuntutan ini terpenuhi," kata Sudapaet dalam pernyataan yang disampaikan Asosiasi Profesional Sudan, Rabu (27/10).

Asosiasi dokter Sudan, Unified Doctors, menyampaikan pengumuman yang berbeda. "Seperti yang kami janjikan dan pengumuman sebelumnya, kami akan memasukkan mogok massal di seluruh Sudan dalam menanggapi kudeta, kami memenuhi janji kami dan tepat waktu," kata mereka.

Pada Selasa (26/10) lalu kepala angkatan bersenjata Sudan mempertahankan langkah militer merebut kekuasaan. Ia mengklaim telah menggulingkan pemerintah untuk menghindari perang sipil, sementara rakyat turun ke jalan memprotes kudeta.

Kudeta Senin (25/10) lalu itu terjadi di tengah proses transisi demokrasi Sudan, dua tahun setelah unjuk rasa menggulingkan diktator Omar al-Bashir. Pada Selasa malam kantor berita SPA melaporkan pengunjuk rasa di ibukota Khartoum dan kota-kota lain diserang pasukan kudeta. Disebutkan tentara melepaskan tembakan dan membobol barikade warga.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement