REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov meminta kepada tetangga Afghanistan menolak menjadi tuan rumah bagi pasukan militer Amerika Serikat (AS) atau NATO usai penarikan pada Agustus. Istana Kremlin khawatir dengan risiko milisi menyebar ke Asia Tengah dari Afghanistan.
"Kami ... menyerukan negara-negara tetangga Afghanistan untuk tidak mengizinkan kehadiran militer pasukan AS dan NATO yang berencana pindah ke sana setelah meninggalkan wilayah Afghanistan," kata Lavrov, Rabu (27/10).
Diplomat tinggi Rusia ini membuat pernyataan dalam pidato melalui tautan video pada konferensi yang diadakan di Teheran tentang Afghanistan. Acara tersebut dihadiri oleh China, Iran, Pakistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
Lavrov mengatakan, penting untuk mengekang dan mengendalikan arus migrasi dari Afghanistan. Unsur-unsur kriminal dan teroris, kata ia, sudah mencoba memasuki tetangga Afghanistan yang menyamar sebagai pengungsi.
Moskow melihat wilayah bekas Uni Soviet sebagai sayap pertahanan selatan. Namun, pada Juni, menurut sumber surat kabar Kommersant, Presiden Vladimir Putin menawarkan AS penggunaan pangkalan militer Rusia di Asia Tengah.
Rusia mengoperasikan pangkalan militer asing terbesarnya di Tajikistan, yang memiliki perbatasan panjang dengan Afghanistan. Moskow telah memperluas kehadiran pasukan dan perangkat keras militernya di sana sejak pengambilalihan Taliban.