Jumat 05 Nov 2021 06:23 WIB

Bekas Kedubes AS di Iran Dibuka Kembali untuk Wisatawan

Gedung utama Kedutaan Besar AS di Iran diubah menjadi museum pada 2016

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Seorang wanita Iran berjalan melewati bendera nasional negara yang tergantung. Gedung utama Kedutaan Besar AS di Iran diubah menjadi museum pada 2016. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Seorang wanita Iran berjalan melewati bendera nasional negara yang tergantung. Gedung utama Kedutaan Besar AS di Iran diubah menjadi museum pada 2016. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Bekas Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Teheran yang difungsikan sebagai museum kini telah dibuka kembali bagi pengunjung asing maupun lokal. Museum tersebut telah dibuka kembali setelah penutupan dan renovasi akibat pandemi virus corona.

Dilansir Middle East Monitor pada Jumat (5/11), kedutaan tersebut diambil alih pada 4 November 1979 setelah Revolusi Iran yang dipimpin oleh pendiri Iran Ayatollah Khomeini. Pada 1979, sebagian besar mahasiswa Iran menyerbu Kedutaan Besar AS di Teheran. Mereka melompati tembok dan menangkap setidaknya 60 sebagai sandera yang terdiri atas diplomat dan staf kedutaan.

Baca Juga

Para sandera dibebaskan pada 21 Januari 1981, tepat 444 hari setelah krisis dimulai. Insiden yang terjadi lebih dari empat dekade lalu memainkan peran penting dalam meningkatkan ketegangan antara Iran dan AS pasca-revolusi. Hal ini menyebabkan putusnya hubungan politik dan diplomatik antara kedua negara.

Gedung Kedutaan AS berdiri di kompleks yang luas di Teheran. Gedung tersebut diserahkan kepada Korps Pengawal Revolusi Iran setelah revolusi Iran.

Sekarang, gedung utama Kedutaan Besar AS yang mencakup area seluas 50 ribu meter persegi diubah menjadi museum pada 2016. Museum tersebut menampilkan slogan-slogan anti-AS yang disemprotkan di dinding gedung kedutaan.

Selain itu, pengunjung dapat berkeliling ke gedung utama termasuk ke kamar duta besar. Bagian lain dari kedutaan hingga kini digunakan oleh Korps Pengawal Revolusi. Dalam gedung kedutaan itu terdapat  satu ruangan kotak kaca yang kedap suara sehingga para diplomat dapat melakukan percakapan rahasia tanpa takut terdengar keluar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement