REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (MEA) India telah menjangkau sejumlah negara untuk mendapatkan persetujuan Covaxin, vaksin asli India pertama melawan penyakit coronavirus (Covid-19). Upaya itu guna menindaklanjuti persetujuan daftar penggunaan darurat (EUL) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang MEA terima belum lama ini.
Sementara MEA mengadakan diskusi dengan rekan-rekan dari berbagai negara mengenai masalah ini. Misi diplomatik India juga sedang dalam pembicaraan dengan negara tuan rumah masing-masing.
“Setelah (persetujuan) EUL dari badan kesehatan global, upaya untuk membuat Covaxin diakui (negara lain) telah ditingkatkan. Jumlah pemerintah dunia yang mengakui vaksin kemungkinan akan meningkat mengikuti persetujuan WHO,” kata keterangan resmi MEA dilansir Hindustan Times, Selasa (8/110).
Saat ini, beberapa negara telah mengizinkan warga negara India yang divaksinasi penuh untuk masuk tanpa karantina wajib pada saat kedatangan. Sebagian besar negara telah mengenali vaksin Covishield, vaksin covid untuk India buatan AstraZeneca Inggris.
Covaxin, di sisi lain, telah disetujui oleh hampir belasan negara. Pada 8 November, Amerika Serikat (AS) juga mengizinkan masuknya para pelancong yang divaksinasi dengan vaksin buatan India. Laporan yang dikutip Livehindust menjelaskan bahwa negara-negara yang dihubungi oleh kementerian luar negeri juga termasuk negara-negara yang memiliki sertifikat vaksinasi bersama dengan India.
Covaxin, dikembangkan oleh Bharat Biotech International Limited yang berbasis di Hyderabad, termasuk di antara enam vaksin yang digunakan dalam upaya vaksinasi nasional. Program vaksinasi nasional di India dimulai sejak 16 Januari lalu. Bersama dengan Covishield, Covaxin adalah vaksin yang paling banyak digunakan dalam upaya tersebut. Covishield dan Covaxin juga merupakan dua suntikan anti-Covid pertama yang menerima otorisasi penggunaan darurat (EUA) dari Drugs Controller General of India (DCGI).
Satu-satunya vaksin asli lainnya yang telah diberikan EUA oleh regulator obat-obatan top adalah ZyCoV-D Zydus Cadila yang berbasis di Ahmedabad