REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Banjir dahsyat di China tahun ini telah menewaskan sedikitnya 560 orang, dan berdampak pada hampir 59 juta jiwa lainnya di berbagai wilayah negara itu, kata para pejabat, Senin.
Zhou Xuewen, wakil menteri manajemen darurat China pada konferensi pers mengatakan bahwa banjir yang terjadi antara Januari dan Oktober telah membawa dampak buruk pada 58,9 juta orang, sementara 590 lainnya tewas atau masih hilang.
Banjir dahsyat, kata dia, menyebabkan relokasi sekitar 3,51 juta orang, sementara 203.000 rumah ambruk. “Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh banjir naik menjadi 240,6 miliar yuan (USD37,6 miliar),” kata wakil menteri yang dikutip harian China The Paper.
Pihak berwenang China tahun ini mencatat curah hujan yang lebih tinggi secara tidak normal di banyak wilayah. Hujan deras menyebabkan banjir besar di provinsi Shanxi, Henan, dan Hubei sejak Juli di China.
Hujan mengakibatkan sungai meluap, menghancurkan penghalang, dan merusak bendungan penghasil listrik. Zhou mengatakan bencana banjir itu “lebih serius daripada tahun-tahun sebelumnya.”
Kementerian Penanggulangan Bencana menginisiasi setidaknya 11 masa tanggap darurat bencana nasional terhadap banjir di berbagai daerah, tambahnya.