REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dan Qatar pada Jumat menandatangani serangkaian perjanjian yang secara resmi menetapkan Doha sebagai perwakilan diplomatik Washington di Afghanistan.
Perjanjian tersebut menetapkan Qatar sebagai kekuatan pelindung AS di Afghanistan, di mana negara itu mengakhiri perang 20 tahun pada Agustus lalu, dan mendirikan bagian kepentingan AS di kedutaan Qatar di Kabul yang akan memungkinkan Washington untuk melakukan beberapa kegiatan diplomatik di negara yang dilanda perang itu.
Kesepakatan itu akan memungkinkan AS untuk menyediakan layanan konsuler tertentu, dan memantau kondisi keamanan fasilitas diplomatik AS di Afghanistan, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada wartawan saat upacara penandatanganan pada dialog strategis bilateral.
Perjanjian kedua negara meresmikan peran Qatar sebagai mitra AS yang memfasilitasi "perjalanan warga Afghanistan dengan visa imigran khusus AS, peran yang telah dimainkannya dalam banyak kasus, dan berfungsi sebagai titik transit bagi warga Afghanistan yang memenuhi syarat”.
AS menutup kedutaannya pada Agustus di tengah penarikan yang kacau dari Afghanistan, dan telah menjalankan operasi diplomatiknya dari Qatar.
Pemerintahan Biden telah menahan diri dari menawarkan negosiasi diplomatik kepada para penguasa Afghanistan Taliban setelah kelompok garis keras itu melakukan serangan militer yang memaksa runtuhnya bekas pemerintah yang diakui secara internasional di Kabul.