REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perusahan teknologi Elbit Systems dan Roboteam telah merilis kendaraan robot ROOK UGV yang akan mendukung infantri Israel di sejumlah peran garis depan. Armada ini diklaim sebagai induk dari kendaraan nirawak dengan sebuah kendaraan militer multi-muatan 6x6 Unmanned Ground Vehicle (UGV).
“Jika Anda ingin mengirim robot di mana Anda tidak ingin mengirim tentara, Anda memerlukan solusi untuk itu," kata CEO dan pendiri Roboteam, Elad Levy, dikutip dari The Jerusalem Post.
Levy menyatakan kedua perusahaan bekerja sama merancang robot tersebut dan perangkat lunaknya. "Ini memiliki otonomi bawaan dan kecerdasan buatan bawaan yang memberikan solusi lengkap. Tanpa tingkat kecanggihan itu, Anda tidak akan mau mengandalkannya di lapangan," katanya.
Desain inovatif UGV dan rangkaian otonomi bawaan menawarkan peningkatan kapasitas, kemampuan manuver, dan kelincahan dari model sebelumnya. Direktur senior Elbit C4I dan Cyber Yoav Poizner menyatakan fitur itu menciptakan mesin manusia yang menjadi bagian dari tim.
Poizner mengatakan ROOK adalah langkah selanjutnya menuju memungkinkan segala sesuatu yang terjadi di langit melalui penggunaan drone dan robot udara terjadi di tanah dan di lapangan.
ROOK dikembangkan berdasarkan pengalaman operasional yang dikumpulkan melalui penerjunan sistem 4x4 PROBOT UGV yang mulai beroperasi beberapa tahun lalu melalui kolaborasi pertama antara kedua perusahaan.
ROOK dirancang dari awal sebagai platform UGV robot sesuai dengan standar militer yang berlaku. Ini memiliki struktur kotak modular yang memungkinkan komponen diganti oleh pengguna di lapangan tanpa dukungan pabrikan.
Fitur lain termasuk pusat gravitasi rendah, penting untuk membawa muatan berat di medan yang kasar. ROOK memiliki berat 1.200 kg dan dapat membawa muatan yang setara dengan berat tubuhnya sendiri. Berdiri 24 cm di atas tanah dan bergerak dengan kecepatan hingga 30 kilometer per jam.
Alat berat ini sepenuhnya mematuhi Profil Interoperabilitas UGV (IOP) untuk integrasi muatan plug-and-play yang mulus. Baterai memiliki berat 40 kg dan bertahan hingga delapan jam. Ada opsi untuk membawa baterai cadangan atau memasang generator internal untuk misi yang lebih lama.
Baca juga : Inggris Minta Maaf Tuduh Pria Muslim Ekstremis