REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dua Anggota Parlemen (MP) Inggris mengaku dibayar untuk tampil dalam diskusi panel yang digelar secara daring, tentang tahanan politik di Arab Saudi. Keduanya menggunakan kantor parlemen ketika diskusi.
Seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (17/11), insiden itu terjadi November lalu, yang melibatkan anggota parlemen dari Partai Demokrat Liberal, Layla Moran dan anggota parlemen dari Partai Konservatif, Crispin Blunt. Masing-masing dibayar 3.000 poundsterling dan 6.000 poundsterling oleh firma hukum Bindmans LLP.
Kedua anggota parlemen tersebut hadir dalam "sesi bukti" untuk mendengarkan pernyataan dari organisasi hak asasi manusia, dan anggota keluarga tahanan politik Arab Saudi.
Moran meminta maaf karena menggunakan kantor parlemen untuk agenda yang tidak berhubungan dengan kegiatan parlemen. Dia akan menerima konsekuensi dan bertanggung jawab atas tindakannya.
"Bersama anggota parlemen dari partai lain, saya bekerja pada penahanan tahanan politik di Arab Saudi dengan Bindmans. Saya meminta maaf bahwa saya melakukan zoom untuk satu pertemuan dari kantor saya di parlemen, ketika pembatasan Covid-19 diberlakukan. Saya bertanggung jawab penuh atas hal ini dan tidak akan terjadi lagi," kata Moran dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh BBC.
Sementara Blunt mengatakan kepada BBC, dia tak yakin bahwa menggunakan kantor parlemen untuk pertemuan tanpa membebankan pembayar pajak akan menjadi masalah. Tetapi, dia akan menerima kesimpulan apapun dari penyelidikan oleh komisaris standar parlemen, jika ada pengaduan yang diajukan kepadanya. Di bawah aturan parlementer Inggris, anggota Parlemen tidak boleh menggunakan fasilitas parlemen untuk pekerjaan non-parlemen.