Jumat 19 Nov 2021 00:20 WIB

Kasus Dokter Pro Ivermectin Berujung Pengunduran Diri

Dokter AS ditangguhkan izin praktiknya karena beri ivermectin untuk pasien Covid-19.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
 Obat Ivermectin untuk manusia. Dokter di AS mengundurkan diri dari Houston Methodist setelah hak praktiknya ditangguhkan karena kontroversi pemberian ivermectin untuk pasien Covid-19.
Foto:

Menurut Boom, sebagai seorang dokter, ia secara pribadi tersinggung dengan perilaku dan komentar Bowden yang menyesatkan tentang Covid-19. Ini juga menyangkut sistem rumah sakit Houston Methodist yang dilanggar Bowden.

Pengacara Bowden, Steve Mitby, mengatakan bahwa kliennya tidak memberikan informasi yang salah. Ia juga menuturkan bahwa Bowden yang dokter lulusan Standford University telah merawat lebih dari 2.000 pasien Covid-19. 

"Bowden membantu pasiennya untuk pulih dari Covid-19 melalui kombinasi antibodi monoklonal dan obat lain. Perawatan proaktif  Bowden telah menyelamatkan nyawa dan mencegah gejala berat penyakit," kata Mitby.

Lebih lanjut, Mitby menjelaskan bahwa Bowden bukan seseorang yang anti terhadap vaksinasi. Namun, ia menentang mandat vaksin yang diwajibkan oleh pemerintah. 

Hal itu, menurut Mitby, sangat tidak sama dengan menentang pemberian vaksinasi Covid-19. Bahkan, Bowden juga telah divaksinasi sesuai persyaratan rumah sakit tempatnya bekerja. 

Baca juga : Bill Gates Prediksi Angka Kematian Covid Turun Tahun Depan

Bowden adalah profesional medis yang menghadapi masalah disiplin karena menentang pedoman Covid-19 atau dianggap mempromosikan informasi yang salah tentang virus corona jenis baru (SARS-CoV-2). Bulan lalu, lisensi seorang asisten dokter yang juga ditangguhkan oleh Komisi Medis Washington setelah diduga mempromosikan ivermectin sebagai obat Covid-19 dan meresepkannya tanpa pemeriksaan yang memadai.

Di bulan yang sama, di Connecticut, seorang dokter bernama Sue McIntosh juga menyerahkan lisensi medisnya setelah dituduh menandatangani formulir palsu untuk mendapat pengecualian vaksinasi Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement