Jumat 19 Nov 2021 09:35 WIB

China Tanggapi Isu Genosida Berkedok KB di Xinjiang

China mengklaim kebijakan KB di Xinjiang sejalan dengan aturan secara nasional

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Aktivis dari Indonesia Save Uyghur menggelar aksi teatrikal di depan kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (25/6/2021). Aksi tersebut digelar untuk mengecam perlakuan pemerintah China terhadap warga muslim Suku Uyghur di Xinjiang. China mengklaim kebijakan KB di Xinjiang sejalan dengan aturan secara nasional.
Foto:

Obul mengatakan program KB di Xinjiang diberlakukan bagi etnis minoritas, terutama yang tinggal di bagian selatan Xinjiang. Dia menjelaskan pada awalnya kebijakan KB China pertama kali diadopsi di daerah budaya dan perkotaan dan kemudian digulirkan ke perbatasan etnis minoritas dan daerah perdesaan.

"Implementasi kebijakan KB ternyata kemudian lebih banyak, di berbagai wilayah, dan di Xinjiang, baik di perkotaan maupun perdesaannya, kebijakan keluarga berencana yang seragam telah diadopsi di provinsi ini," ujarnya.

Pada Juni lalu, The Australian Strategic Policy Institute (ASPI) melaporkan pihak berwenang di Xinjiang meluncurkan serangkaian tindakan keras terhadap kelahiran ilegal untuk mengekang angka kelahiran di antara wanita Uighur dan minoritas lainnya. Mereka yang terbukti melanggar kebijakan keluarga berencana menghadapi denda besar, hukuman disiplin, interniran, termasuk pemasangan spiral, kontrasepsi lainnya, dan bahkan aborsi serta sterilisasi.

"Kelahiran ilegal yang terjadi pada awal tahun 1992 dihukum secara retrospektif," kata laporan itu seperti dikutip laman Times of India, Kamis.

Akibatnya, tingkat kelahiran resmi Xinjiang turun hampir setengahnya (48,74 persen) dalam dua tahun antara 2017 dan 2019. Namun di luar Xinjiang, negara bagian lain berusaha untuk meningkatkan angka kelahiran dengan mencegah perempuan Han melakukan aborsi non-medis.

Baca juga : Kapan Airbus A400M Tiba di Indonesia? Ini Jawaban TNI AU

Laporan ASPI mengamati kampanye massa yang ditujukan untuk penataan kembali politik bukanlah artefak dari masa lalu. Sebaliknya, mereka terjadi pada saat masyarakat China lebih erat terhubung dengan dunia daripada sebelumnya dan mengikuti garis ras dan agama di Xinjiang dengan dampak sosial yang mendalam.

Ini menyimpulkan bahwa tanpa perhitungan mendasar di dalam sistem partai-negara, kebijakan kampanye di Xinjiang tidak mungkin sepenuhnya dibatalkan. China telah lama melancarkan kampanye bertahun-tahun melawan apa yang disebutnya terorisme dan fanatisme agama di Xinjiang. Pemerintah memandang kamp-kamp konsentrasi adalah untuk memberantas ekstremisme dan mengajarkan keterampilan kerja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement