Jumat 19 Nov 2021 17:31 WIB

Eropa Butuh Vaksin Booster Agar Selamat dari Natal Kelabu

Sejumlah negara di Eropa hadapi lonjakan kasus Covid-19 menjelang liburan Natal

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Stan dan komidi putar disiapkan untuk pembukaan pasar Natal tradisional Senin depan di Frankfurt, Jerman, Kamis, 18 November 2021. Infeksi COVID-19 di Jerman mencapai rekor tertinggi baru pada Kamis. Sejumlah negara di Eropa hadapi lonjakan kasus Covid-19 menjelang liburan Natal.
Foto:

Jerman juga akan memperketat penguncian kepada orang yang tidak divaksinasi dalam beberapa hari mendatang. Mereka harus menunjukkan bukti tes negatif untuk naik transportasi umum atau memasuki banyak tempat dalam ruangan. Menurut Schernhammer, kebijakan tersebut tidak dapat menghentikan penyebaran kasus.

"Melakukan beberapa tindakan penguncian, mencoba menurunkan jumlahnya, (kasus) akan naik lagi jika Anda tidak memiliki cukup banyak orang yang divaksinasi. Saya pikir ini akan mengingatkan negara-negara lain tentang fakta bahwa mereka harus lebih cepat memberikan suntikan booster kepada warganya," kata Schernhammer.

Tingkat vaksinasi negara-negara berpenghasilan tinggi seperti Jerman, Austria, dan Swiss belum mencapai 70 persen. Bahkan tingkat vaksinasi di Eropa timur jauh lebih buruk.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan datangnya gelombang baru Covid-19. Sekitar 80 persen penduduk di Inggris telah menerima vaksinasi lengkap. Akan tetapi peluncuran suntikan booster sangat lambat. Sejauh ini hanya sekitar seperempat orang dari total populasi yang memenuhi syarat untuk menerima dosis ketiga.

Pemerintah Inggris mengambil pendekatan yang lebih konservatif untuk suntikan penguat. Sementara jumlah kasus harian tetap tinggi, kematian dan rawat inap perlahan-lahan turun. Inggris saat ini hanya menyarankan suntikan ketiga kepada mereka yang berusia di atas 40 tahun. Johnson mengatakan kepada warga Inggris hal terpenting yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan Natal adalah mendapatkan suntikan booster atau mempertimbangkan untuk mendapatkan vaksinasi dosis pertama.

"Kami belum tahu sejauh mana gelombang baru ini akan berdampak. Namun sejarah menunjukkan bahwa kita tidak boleh berpuas diri," kata Johnson.

Inggris mencatat kasus harian sangat tinggi yaitu rata-rata sekitar 40 ribu kasus. Pemerintah Inggris menggantungkan harapannya untuk memperluas program booster demi menyelamatkan liburan Natal dan Tahun Baru.

"Selama Natal, kita pasti akan memiliki jumlah pasien Covid-19 yang tinggi di ICU. Jika semua ingin memiliki Natal yang bebas (dari Covid-19), kita perlu banyak berinvestasi sekarang dan tidak dalam satu, dua, atau tiga atau empat pekan. Salah satunya adalah suntikan booster dan yang kedua adalah meyakinkan warga untuk divaksinasi," ujar Karagiannidis.

Pada Kamis (18/11), komite penasihat vaksin Jerman merekomendasikan suntikan booster untuk semua orang yang berusia di atas 18 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement